Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 58 : Tali Dunia

Psst!

"Apa itu?!"

Ruang berwarna-warni terlihat sejauh jangkauan pandangan mata. "Kerusakan dimensi?"

Amu memperhatikan keadaan sekitar, sementara Aruo terlihat semakin panik "Kita dijebak?!"

Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Datang dan mengguncang-guncang tubuh Amu. "Amu, kita harus segera pergi dari sini!"

"Aa~u-ah~ah-aha~ahahah~ ! Iya! Iya!" Amu merasa guncangan Aruo mengganggu. "Kakak, tenanglah! A-amu tidak kuat, nih!"

Tiba-tiba sebuah lubang hitam muncul di bawah kaki Amu, membuat Amu terjatuh ke dalam lubang. Aruo mengedip-kedipkan mata sewaktu menyadari ketidakhadiran Amu. "Eh?"

***

"— uaaoah!"

Amu berada di tempat para bayangan. "Ah, itu Amu!" dia mendengar suara perempuan yang familiar.

Bayangan gelap besar di sampingnya menanyakan sesuatu. "Di mana kakakmu?"

Mendengar perkataan bayangannya, dia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Aruo. "Kak? Kakak? Kak!"

Seorang bayangan perempuan di belakang melangkah ke depan. "Tunggu ...." Ia terhenti ketika melihat sesuatu yang aneh pada Amu terjadi.

"Kak ...? kakak? Kak ...?"

Orang-orang terkejut. Bayangan itu menatap dengan teliti. "Reaksi itu ...."

Gadis yang tadi pertama kali menyapa Amu melangkah mundur ke samping perempuan ini. "Kita harus melaporkan ini," dan perempuan ini mengangguk setuju.

"Untuk saat ini, biar kami yang menanganinya," ucap siluet pria tinggi kurus dan laki-laki berbadan besar. Mereka berdua mengangguk, "kami serahkan kepada kalian!"

Lubang-lubang dimensi tercipta dari belakang Amu. Dia menarik telapak tangan yang keluar dari sana. "Apakah ini kakak ...? Ah, bukan ... yang ini juga bukan."

"Apa itu? Warnanya hitam pekat!"

Makhluk-makhluk bayangan keluar dari sana. Dari yang berwujud manusia, monster, hingga gumpalan yang terlihat lengket dan amis.

"Kak ... kakak ...."

Siluet pria tinggi kurus menatap Amu dengan serius. "Dia mengalami mental down."

Laki-laki tinggi mengeluarkan pedang dari sarung dan menyiapkan perisainya. "Kalau begitu, aku akan menolong untuk menahan mereka. Kalian berdua majulah."

Perhatian Amu terdistraksi sebentar, "'kalian berdua'?"

Pria tinggi kurus itu mengangguk. Laki-laki bertubuh besar berlari ke depan dengan perisainya dan saat sudah tidak kuat menerobos, dia menghempaskan bayangan-bayangan yang menghinggap di sana.

Belasan bayangan menyergap dari belakang. Sebuah bayangan tangan panjang menerjang ke arah laki-laki bertubuh besar. 'Fuh ....' Sebuah belati dikeluarkan dari saku, menggenggamnya cukup berjarak di kiri pinggang, angin kuat menghempas bayangan-bayangan itu. Tangan yang melontar juga ikut terhempas dan dengan sekejap mata dia sudah sampai di depan bersiap untuk menebasnya. "Asc : First Slash." Slash, "Teknik Asc - Tebasan Assasin."

Sebuah tebasan berubah menjadi tebasan beruntun. Datang entah berasal dari mana. "Tidak akan kubiarkan," pria tinggi kurus itu menusuk bagian tengah dari tangan tepat sebelum dia beregenerasi, membuat belati dan sebagian lengannya berada di dalam tangan bayangan yang sedang meregenerasi tersebut. Wajah tersenyum lebar terlihat dari siluet kecil pemilik tangan besar ini, tetapi wajahnya menjadi tidak senang ketika senyumannya dibalas tipis oleh pria tersebut.

"Ah, untung aku meminta dia mengajarkan ini kepadaku, jadi ini akan lebih mudah. Yah, meski aku hanya bisa sampai tjngkat dua, sih." "[Pierce Chain - Stage Two]"

Warna merah terlihat semakin cerah ketika tangan itu bertahap mengembang dan memercikkan api. "[Explode]"

...
Duar!
               Duar!
                           Duar!
                                        Duar!

Tangan bayangan anak kecil itu meledak empat kali, dan tepat pada ledakan keempatnya meledak di pangkal tangan bersamaan dengan tubuh siluet anak kecil tersebut.

Dengan wajah tersenyum, dia merasa puas. "Baiklah, se— " — deep! Crack ....

Sebuah paku besar menembus perut siluet pria tinggi kurus itu. Dia terlihat merasa sangat sakit.

Suara gadis yang lembut, "Teknik Bulan - Pemindahan." Pria yang terluka itu berada di tempat yang berlawanan. Seorang gadis meletakkan telapak tangan lurus dari atas masuk ke dalam perut yang lubang. "Lunar : Heal"

Luka di perut pria itu tertutup. "Terima kasih, Luna."

Dia menoleh ke arah siluet lebah yang menusuk perut pria tinggi kurus itu. Dengan mata biru langit menyalanya, dia meluruskan lengan ke arah lebah tersebut dengan telapak tangan diangkat. "[Rune Seal - Killing Rune]"

Belasan batu merah tua berbentuk balok berdiri secara ajaib muncul. Dalam pikiran gadis itu membayangkan suatu simbol. Dia mengukir simbol itu secara teratur dan rapi.

Telapak tangannya dia turunkan.

Batu-batu yang melayang mengitari lebah itu mulai berotasi mengelilingi siluet lebah dalam dua irama. Satu semakin cepat sementara yang lain semakin lambat. Saat batu yang berputar cepat tak terlihat dan batu yang melambat berhenti, sebuah kata digumamkan.

"Ikat."

Ruangan seketika menjadi gelap gulita, kosong. Batu-batu merah itu masih di sana bersama lebah yang terjebak di dalamnya.

"Dia menunggu bersiap menghadapi serangan, yang ternyata tidak apa-apa." Tersenyum, "padahal tanpa dia tahu telah terjebak di sana selamanya."

"Terima kasih Luna," ucap pria tinggi kurus itu sambil berpikir terkadang gadis ini sadis juga. "Sama-sama," balas Luna tanpa pikir panjang.

Mereka menoleh ke arah kegaduhan yang berasal dari pria berbadan besar yang masih berjuang menghadapi para bayangan, sembari perlahan mendekati Amu.

Pria tinggi kurus itu berteriak, "Aaron, apakah kamu tidak apa-apa?"

"Ya, hanya perlu beberapa saat lagi sebelum aku dapat mencapainya!"

Tiba-tiba angin kuat menerpa, membuat pria berbadan besar itu terlempar ke belakang. "Ah!" dia menimpa si pria tinggi kurus.

"Aduh, duh. Terima kasih Revin."

"Tidak masalah, lagipula bukan berarti aku ingin ditindih oleh dirimu."

"Eh ... tapi itu normal, ehehe."

Gadis bernama Luna itu berjalan mendekat. "Apa kamu tahu apa yang barusan terjadi?"

Revon menjawab. "Lubang itu. Retakan dimensi."

"Itu artinya, selain dunia Ren ...."

"Ya."

Aaron beralih dan memfokuskan perhatiannya kepada Amu. "Tali antara dunia kita dan dunia baru telah terikat."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com