Chapter 71 : Kehidupan Baru
Warning : Mulai sekarang Arzure akan semakin gelap dan tidak cocok untuk seluruh usia.
"Aku muak berpura-pura semuanya baik-baik saja," setetes cairan merah menetes ke lantai.
"Mengapa diriku bisa begitu tenang, saat hati ini bergejolak tanpa mampu mengungkapkan isinya?" sepotong tangan segar jatuh ke lantai di atas genangan cairan merah.
"Mengapa aku tidak bisa jujur dengan semua ini?" ucapnya sebelum tangan yang lain jatuh.
"Karena aku terlalu baik, maka rasa tidak puas ini memenuhi hatiku?" sepasang kaki menggelinding ke arah tangan-tangan itu.
"Kalau begitu ...," tubuh jatuh ke tanah, "tinggal kuubah saja."
"Benar 'kan," sebuah kepala menggelinding di lantai. Seorang pemuda berambut cokelat tersenyum, "Heari Flower?"
***
Grace— Raha terbangun dari tidur dengan dipenuhi keringat dingin. Perasaannya gelisah ketika melihat mimpi yang sudah tidak dapat dia ingat.
"Aku yakin ini sebuah petunjuk ... tapi, petunjuk apa?"
Raha berdiam diri duduk beberapa saat demi mengingat mimpinya, tapi tidak ada hal yang terlinta. "Percuma ...."
Kesal, Raha membuka jendela untuk mendapat udara segar yang menenangkan. Raha menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan. "Sangat banyak hal yang tidak aku ingat, tapi aku tahu apa tugasku."
Melompat turun dari kursi yang membantunya melihat pemandangan kota dari atas pergunungan, Raha berlari kecil dan mengambil topi serta kaca pembesar di atas meja yang tidak ada yang tahu dari mana asal kedua benda tersebut.
Raha membuka pintu dan bersiap untuk menjalankan hari— dia terkejut ketika satu per satu mayat jatuh dari langit tepat di depan rumahnya. "Saat aku berpikir tidak aneh keajaiban akan terjadi, bukan ini yang aku maksud."
***
Polisi mendatangi Raha. Mereka menyelidiki mayat-mayat yang terjatuh di depan rumahnya dan menanyakan Raha soal identitas diri.
"Saya tidak tahu, saya kehilangan ingatan tahun lalu semenjak terbangun dari tidur."
Polisi itu menyatat, "setelah bangun tidur kamu kehilangan ingatan, ya? Apa ada sebutan yang dibuat untuk memanggil dirimu?"
"Rahasia."
Polisi itu menaikkan alis, "hm?"
Raha pura-pura tersadar dan tertawa kecil. "Oh tidak, ketika aku tahu telah hilang ingatan dan berpikir bahwa dunia tidak membolehkanku untuk mengetahuinya, berarti namaku dirahasiakan. Oleh karena itu, panggilanku Rahasia!"
Polisi itu sedikit merasa aneh dan tidak percaya, "oke ... itu hal yang kamu sebut soal nama dirimu."
Seorang pria gendut yang memakai pakaian seperti dektektif bersuara, "apakah namamu perlu ditulis 'Secret' atau 'Under Cover" saat dalam bahasa inggris? Ahaha!"
Raha menatap kesal dengan tajam, "jangan mengejek nama orang!"
Dektektif gendut itu berhenti tertawa dan menggaruk kepala bagian belakang, "maaf, aku tak bermaksud menyakiti hatimu ...."
Membuang wajah, "hmph!" Raha pura-pura menjadi gadis yang ngambekan. "Orang ini cocok menjadi bonekaku, hehehe ...."
***
"Sia, Sia, Sia, Sia, Sia, Sia, Sia, Sia, Sia, Sia."
Raha menepuk wajahnya, "aku telah menyebutkan nama belakang sebanyak 10 kali, aku yakin kewarasanku tidak akan hilang."
Raha kembali menepuk wajah sebanyak dua kali dan kali ini dengan air dari keran yang mengalir. "Tidak ada orang yang akan waras ketika namanya tidak pernah dipanggil, kan?"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com