Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 11 : Pertarungan Mentalitas

Ini adalah hari di mana Aruo melakukan duel. Aruo dan anak bernama Kalzu akan bertarung karena tantangan Aruo kepadanya, tetapi dia tidak hadir.

"Aku menang," ucap Aruo tersenyum. Dia kemudian melangkah meninggalkan lapangan.

"Tunggu!" seorang anak berteriak. Aruo melihat anak itu, "ah, kamu berada di kelas yang sama denganku, ya?"

Dia adalah salah satu anggota geng Kalzu dan teman sekelas Aruo. Meski dia enggan menganggap salah satu pencari masalah itu dianggap teman.

"Aku tidak ada masalah denganmu. Namun, kamu telah menodai nama baik Kalzu. Kamu harus membayarnya."

"Tcih, padahal dia sendiri yang merusak nama baiknya!" ucap Aruo pelan.

"Hah? Kamu bilang apa?!" anak itu berlagak selayaknya berandalan.

Mengambil kuda-kuda, "tidak apa. Kamu mau mewakilkannya, 'kan? Ayo lanjutkan."

Anak itu tersenyum lebar, "tidak, bukan duel. Kita akan bertarung secara tim. Akan kuberikan kamu waktu lima hari untuk mencari tim, datang kepadaku kapan saja jika kamu siap."

Kali ini dia yang berlagak keren. Sambil berjalan santai dengan kedua tangan di sakunya.Dia mendapatkan jawaban mengejutkan. "Baiklah, kalau begitu kita lakukan sekarang."

Langkahnya terhenti, "eh?"

Amu memasuki lapangan. Yamu yang telah kembali melipat tangannya sambil mengikuti langkah Amu dari belakang, "bolehkah aku bergabung?"

Mata anak itu melebar, "Yamu ... mengapa dia berada di sini?!"

"Oh, aku membuatmu terkejut, ya?" sambil meletakkan telapak tangan di mulut yang tertawa bisu.

Terlangkah mundur, "t-tidak mungkin! Ini curang!" seru anak itu. "Baiklah jika kamu mengatakan itu, Yamu tidak akan ikut pertarungan kali ini."

Wajahnya melotot, "ya, itu benar! Selain dia bukanlah masalah besar! Akan kami hancurkan kalian!"

Aruo tersenyum. Yamu tidak habis pikir. Sisi lain dari anak yang pingsan karena melihat neraka di hadapannya, menggunakan segala hal di sekitarnya dengan baik untuk merusak mental lawan.

Mental musuhnya terlihat tidak stabil. Bertindak tidak karuan dan asal mengucapkan, dia baru saja menggali kuburannya sendiri.

***

Aruo dan Amu menyiapkan kuda-kuda. Yamu duduk di kursi lipat tersenyum bersantai sambil meminum minumannya.

Mereka berada di aula Kha-blaza. Salah satu dari tiga arena bertarung yang ada di akademi. Di sini, mereka dapat bergerak dengan sangat bebas karena luasnya yang mencapai 300 meter. Letaknya berada di belakang lingkungan sekolah, bersebelahan dengan dua aula bertarung lainnya.

Perlu dicatat, mereka akan bertarung di aula bertarung, bukan arena. Perbedaannya adalah, ini sebuah tempat terbuka di mana tidak ada pembatas, pengaman dan berada di pusat arena pertarungan Kha-blaza. Banyak orang lewat sebagai saksi sah yang dapat menonton pertarungan berdarah di aula ini setiap harinya.

Aula Kha-blaza sendiri merupakan sebuah gurun buatan dengan oasis dan beberapa pohon palem. Permukaannya agak datar tetapi masih memiliki beberapa gundukan besar.

"Bagaimana jika kita mulai?" ucap anak itu.

Aruo tersenyum, membuat anak itu jengkel. "Sebelum itu, boleh aku tahu siapa namamu?"

"Namaku Sain Zold. Ingatlah baik-baik!" dia langsung menerjang Aruo dengan belati ganda.

Tentu saja, tidak langsung sampai karena jarak di antara mereka.

Aruo dengan tenang menganalisis. Tidak perlu terburu-buru, lagi pula
... "ctak!" ada seseorang yang akan melindunginya.

Amu menangkis serangan ganda Sain dengan satu tangkisan. Membuatnya mengeluarkan keringat dingin akan ketangkasan Amu.

"Namamu Sain, ya? Pengguna belati dengan nilai pertarungan rata-rata. 80."

Waspada, "bagaimana kamu tahu?"

Menahan tawa, "pfft," "aku sudah mencari informasi tentang dirimu sejak lama."

"Licik."

Kali ini, Aruo tidak bisa menahan tawanya. "Hahaha!"

"Licik? Di medan perang tidak ada yang namanya keadilan." Menatap tajam, "kita berada di sini untuk membunuh atau dibunuh."

Sain merasa aura seorang veteran, padahal Aruo hanyalah anak yang "pernah memegang pistol".

"Aku sudah menggali informasi tentang dirimu. Termasuk kelemahan dan kekuranganmu. Bagaimana? Masih mau lanjut?"

Menggertakkan gigi, "berisik! Kubunuh kau!"

Dia menyambar Aruo. Melancarkan serangan bertubi-tubi, Amu menangkis semuanya dengan sigap. Tanpa bergeming sedikit pun.

Mendecak, wajahnya terlihat putus asa. "Apa-apaan gadis ini?! Inikah gadis yang diinginkan olehnya?"

***

Amu membalas serangan Sain dengan satu belati dan tangan kiri. Pertarungan itu berlangsung hingga sore hari dengan Aruo yang hanya berdiri memgawasi. Sain mulai menganggap Aruo mengerikan.

Tersenyum, "oh, iya. Kamu bilang, selain Yamu, aku boleh membawa orang lain. Kalau begitu ...."

Sebuah kilatan cahaya terlihat dari arah timur. "Rasakan serangan dari sniper ini."

Sebuah peluru sniper ditembakkan. Sain yang menyadari sebuah hawa membunuh segera menyadarinya, tetapi peluru itu melesat di tempat Sain menghindar. "Kenapa?"

Matanya langsung terbuka lebar ketika melihat seorang gadis berambut biru muda sedang berdiri dengan ekpresi dingin. Kedua matanya merah menyala. "Iblis Penembak Jitu, Kyula!"

Mulutnya memuntahkan darah dan dia terkapar. Peluru itu mengenai lengan kirinya. "Lain kali peluruku akan menembus jantungku," gerakan mulut yang seolah mengatakan itu membuat Sain tidak berdaya.

"Aku menyerah ...."

Aruo tersenyum.

***

Di rumah Aruo, keempat orang itu berkumpul.

"Syukurlah! Kupikir aku akan mati kehabisan energi!" ucap Aruo terduduk lemas.

"Hampir saja aku salah menangkis, beruntung dia menganggap itu serangan balasan!" Amu terbaring di pangkuan Aruo.

"Omong-omong, lama sekali kamu menembak, Keyla," ucap Yamu meminum teh.

"Jangan menghinaku begitu! Aku tidak sehebat kakakku!"

Tersungkur di lantai lemas, "apalagi, aku semakin grogi ketika berakting sepertinya hingga nyaris saja meleset. Jujur saja, ketika dia bilang menyerah, aku sudah terkapar lebih dulu!"

Akhirnya malam itu, mereka semua beristirshat. Mengenai apa yang terjadi sebenarnya dan siapa itu Keyla, kita bahas di chapter selanjutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com