Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

Tiga

"Pertahanan tidak akan runtuh dengan sendirinya, tapi kegoyahanmu lah yang meruntuhkannya."

- Author -

🖤🖤🖤

+6281973601***

Hai

Zeira mengernyitkan keningnya bingung saat melihat pesan masuk dari seseorang yang tidak dikenalnya.

"Siapa nih?" gumamnya pelan.

Tanpa berniat menghiraukan pesan tersebut lantaran orang yang tidak dikenalnya, Zeira kembali pada kegiatan awalnya yaitu menonton drama Korea favoritnya. Selain membaca novel, menonton drama Korea juga menjadi hobinya di waktu senggang. Atha sendiri sedang bermain basket bersama teman-temannya, jadi dia tidak bertukar chat dengan kekasihnya itu.

+6281973601***

Gue Nata

Zeira terlonjak kaget saat membaca pesan selanjutnya dari nomor tadi. Ternyata itu Kak Nata, tapi dari mana Kak Nata dapat nomornya? Pikir Zeira.

Tanpa pikir panjang Zeira langsung membalas pesan dari Nata tersebut sekaligus meng-save nomornya. Kalau tidak dibalas, takutnya ia di kira sombong nantinya.

Kak Nata handsome

Ternyata kak Nata, aku pikir orang iseng.

Pantesan lo gak bales, ngira gue orang iseng sih.

Wkk sorry kak:)

Iya gpp, lo lagi ngapain Ra?

Ini lagi nonton drama kak.

Drama Korea ya?

Hmm, kok tau sih kak?

Kan cewek emang gitu, sukanya oppa-oppa Korea.

Hmm, tau aja si kakak:)

Tau lah, adek gue di rumah gila korea tau.

Masa kak? kapan-kapan kenalin dong sama adeknya hehe.

Dan terjadilah chattingan yang panjang antara Zeira dengan Nata. Zeira sampai-sampai melupakan drama Korea yang ditontonnya saking keasikannya chattingan bersama Nata.

"Asik juga ya chattingan sama Kak Nata," gumam Zeira sambil senyum-senyum sendiri.

🖤🖤🖤

"Habis dari mana Kak?" tanya Fenita, bundanya Atha—karena heran melihat putranya yang seperti kelelahan.

"Habis main basket Bun, sama temen-temen tadi," jawab Atha.

"Pantesan mukanya capek gitu. Yaudah, kamu mandi sana. Bau ih," ucap Fenita sambil menutup hidungnya bercanda.

Fenita, bundanya Atha itu sangat perhatian terhadap anak-anaknya. Beliau berhati lembut dan juga sangat penyayang. Atha bahagia bisa mempunyai seorang ibu seperti Fenita.

"Iya Bunda sayang," ucap Atha sambil mengecup sekilas pipi Fenita lalu langsung kabur dari pada diomeli habis-habisan oleh bundanya tersayang itu.

"Kakak! Jorok ih. Belum mandi gitu nyium-nyium Bunda," omel Fenita.

Sementara Atha, dia hanya tertawa menanggapi ucapan sang bunda yang masih terdengar ditelinganya. Menurut Atha, dia sangat beruntung bisa berada di dalam keluarganya yang hangat. Karena banyak di luaran sana, orang-orang yang tidak bahagia dengan keluarganya sendiri.

Selepas mandi, Atha langsung menelpon Zeira. Lantaran sedari tadi mereka tidak saling menghubungi.

"Hallo Tha, udah selesai basketnya?" tanya suara di seberang sana.

"Hmm, iya udah. Kan hampir maghrib jadi kita pulang deh."

"Kalau belum mau maghrib pasti kamu belum mau pulang kan? Kamu tuh ya, suka ga inget waktu kalau main. Kenapa ga nginep aja sekalian di lapangan basket itu?" omel Zeira.

Atha hanya tersenyum menanggapi omelan tersebut, walau dia tahu bahwa Zeira tidak akan melihatnya.

"Iya-iya maaf sayang, jangan ngomel terus dong nanti makin cantik." Atha sangat suka menggoda Zeira, karena gadis itu mudah sekali memerah pipinya dan sekarang pasti pipi Zeira sedang merah.

"Ih, apaan sih. Kamu gak nyambung!"

Baru saja ingin membalas ucapan Zeira. kedatangan Aira, adiknya mengagetkan Atha.

"Abang, telponan mulu ih. Sama Kak Zeira ya? Nanti dulu aja telponannya. Maghrib-an dulu sana, disuruh bunda tuh."

Aira, adiknya Atha itu terbilang sangat cerewet. Dia sekarang sudah menginjak kelas 2 SMP tapi cerewetnya itu sungguh minta ampun.

"Zeira, udahan dulu ya telponannya. Aku mau sholat dulu, soalnya ada si bawel Aira di sini," ucap Atha pelan seraya mengakhiri panggilan telepon tersebut dengan Zeira. Walaupun pelan tetap saja suaranya masih bisa didengar oleh Aira.

"Abang tuh yang bawel," amuk Aira sambil keluar dan membanting pintu kamar milik Atha. Aira orangnya memang sensian, kadang Atha bingung, adiknya itu sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit kesal, sedikit-sedikit ngambek, untungnya tidak serba banyak-banyak.

"Heh! kalau rusak tuh pintu aku aduin sama Bunda kamu," teriak Atha.

"Aku aduin juga sama Ayah kalau Abang kerjaannya pacaran terus, gak pernah belajar," teriak balik Aira dari luar.

Begitulah Atha dan Aira, kakak beradik yang selalu ribut hanya karena hal-hal kecil. Atha sangat suka membuat Aira marah dan juga kesal, kadang-kadang Fenita pusing melihat kelakuan dua anaknya yang selalu bertengkar setiap harinya.

- OoO -

Jangan lupa tinggalkan jejak:)

Salam, sriiwhd

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com