Tujuh
"Tidak semua perasaan bisa dipendam, apalagi kalau sudah kecewa, sangat sulit."
- Author -
🖤🖤🖤
Besok adalah hari di mana classmeeting akan diadakan, jadi hari ini tidak ada pelajaran sama sekali. Semua orang sibuk mempersiapkan perlombaan, seperti halnya kelas Zeira saat ini, mereka sibuk menghias kelas untuk lomba kebersihan kelas.
Semua orang sibuk, ada yang membuat gantungan hiasan di kaca jendela, ada yang menempelkan ucapan selamat datang di pintu masuk dengan hiasan-hiasan balon, ada juga yang mengkreasikan kertas origami agar menjadi huruf yang bertuliskan kelas mereka dan nantinya akan ditempel di dinding bagian belakang. Sisanya bertugas menyapu dan juga membersihkan halaman ataupun sarang laba-laba yang ada di atap maupun sudut-sudut ruangan.
Sementara cowok-cowoknya sedang berlatih basket untuk persiapan lomba, karena ditiap kelas diwajibkan untuk mengikuti lomba yang akan diadakan besok, jika dikelas itu tidak ada yang mau mengikuti lomba-lomba yang sudah diatur panitia, maka akan ada hukuman yang diberikan kepada seluruh kelas itu di hari Senin nanti.
Zeira dan Mia membantu menghias pintu, Zeira meniupkan balonnya, sementara Mia yang akan memasangnya di sisi-sisi pintu. "Ini gimana cara nempelinnya woy!" teriak Mia kepada siapapun yang mau menjawab.
"Selow Mi, sakit kuping gue denger lo teriak mulu," balas Zeira yang berada tepat di sebelah Mia.
"Kasih benang Mi, terus lo ikat tuh balon dipaku yang udah dipasang di situ," jawab Desti yang sedang melipat-lipat kertas origami bersama yang lainnya.
"Ngerti gak lo, Zei?" tanya Mia.
"Mana ngerti gue yang begituan," sahut Zeira.
"Gue apalagi, udah ah gue gak jadi ngehias pintu deh, mending gue bantuin ngelipatin kertas origami aja," ucap Mia menyerah.
"Eh Des, lo aja tuh yang ngehias pintu, gue sama Mia gak bisa," ucap Zeira yang sekarang sudah ikut duduk juga dengan yang lainnya melipat kertas origami.
"Dasar ya lo berdua, mana sini balonnya?" tanya Desti.
"Tuh di atas meja."
Desti langsung menuju balon yang tadinya hendak dipasang Mia tapi gagal karena dia tidak bisa, "Ini kenapa balonnya cuma tiga, Mi?"
"Si Zeira tuh, niupinnya cuman segitu," jawab Mia.
"Ya gue capek lah, masa niup balon cuman sendirian," sahut Zeira.
"Emang ini jalan-jalan mesti berdua?" balas Mia.
"Udah-udah! Lo berdua sama aja gak ada yang bener," ucap Desti pedas. Desti ini memang suka pedas kalau bicara, untung Zeira dan Mia tak pernah ambil hati dengan setiap ucapan pedasnya itu.
"Ren, bantuin gue sini!" seru Desti pada Rena, si sekretaris kelas.
🖤🖤🖤
Sejak kejadian tadi malam, Zeira sama sekali tak menghubunginya lagi. Atha pun sama, ia juga sama sekali tak berniat untuk menghubungi Zeira terlebih dahulu.
Pagi tadi, Atha sempat melihat Zeira sekilas di koridor sekolah bersama teman-temannya, tapi gadis itu tak melihatnya. Yang Atha lihat, Zeira biasa-biasa saja dengan perubahan sikapnya ini, bahkan gadis itu masih bisa tertawa bersama teman-temannya. Seolah, perubahannya adalah hal yang biasa saja, Zeira memang tak pernah mau peka dengan perasaan orang lain.
"Woy, Tha!" Seruan Rama membuyarkan lamunan Atha tentang Zeira.
"Hmm," dehem Atha pelan.
"Dicariin Zeira tuh di depan kelas."
"Gue?"
"Iyalah, masa gue?!" kesal Rama.
"Santuy, gak usah nge-gas sih, Ram."
Atha langsung bangkit dari kursinya, ia segera keluar kelas untuk menghampiri Zeira, dilihatnya gadis itu sedang berbincang dengan Alina, teman sekelasnya.
Atha berdehem cukup keras, karena kehadirannya belum disadari oleh dua orang yang sedang asik berbincang itu.
"Eh, ada Atha! Udah dulu ya Zei, gue mau lanjut bersih-bersih kelas, bye." Alina pamit pergi dan diangguki oleh Zeira.
"Kenapa ke sini?" tanya Atha to the point.
"Kok nanyanya gitu sih? Kamu gak suka kalau aku nyamperin ke kelas kamu?"
"Bukan gitu, Zei."
"Apa jangan-jangan kamu punya gebetan lagi di kelas ini?" tuding Zeira kesal.
"Astagfirullah, enggak ada Zei, lagian aku gak mungkin gitu."
"Terus kenapa kamu gitu sama aku?"
"Gitu gimana?"
"Kamu beda, Tha," ucap Zeira pada akhirnya.
"Ternyata kamu sadar juga kalau sikap aku berubah, aku pikir kamu bodo amat sama sikap ku ini," batin Atha.
Atha langsung menarik tangan Zeira agar berbicara di taman belakang sekolah saja, karena tidak enak jika nantinya mereka bertengkar di depan kelas yang notabene-nya banyak orang berlalu-lalang.
"Maksud kamu aku beda gimana, Zei?" tanya Atha setelah keduanya sama-sama duduk di kursi taman.
"Ya intinya kamu beda Tha, ada apa sih Tha sebenernya? Kenapa sikap kamu aneh sama aku? Apa kamu udah bosen sama aku?" tanya Zeira mulai berkaca-kaca.
"Sama sekali enggak, Zei," ucap Atha menenangkan.
"Kalau kamu udah bosen sama aku bilang Tha, gak usah kek gini caranya, kamu nyuekin aku."
"Seharusnya aku yang bilang gitu sama kamu," lirih Atha.
"Maksud kamu apa, Tha?" tanya Zeira seraya menatap Atha yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.
🖤🖤🖤
Hallo! Terimakasih untuk yang sudah vote dan comment, kalian adalah penyemangatku;)
Gimana? Masih mau melanjutkan kisah cinta mereka yang rumit ini?
Kira-kira apa yang bakal terjadi sama hubungan Atha & Zeira ke depannya?
Salam, sriiwhd
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com