Kapan selesainya...
Side story dari chapter (Apa?! )
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kali ini aku tak akan kalah, Kujou merah muda! "
"Aku juga tak akan kalah Izumi Mitsuki kocenk oren ber-ber! "
Perkelahian mereka berdua ternyata masih berlanjut kawan-kawan. Entah ada dendam kesumat apakah sampai-sampai perkelahian mereka masih berlanjut bahkan seperti tidak akan berakhir, kecuali ada gempa bumi mungkin mereka baru akan berhenti. Mungkin...
"Ah.. Mitsuki lebih baik kau pakai ini saja! " kata Riku sambil menyodorkan segulung kertas karton tebal ke Mitsuki. Mitsuki menerima gulungan karton tebal itu sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Ini untuk apa Riku? " tanyanya dengan raut bingung
Riku memasang senyum lebar diwajahnya, ia menepuk sebelah bahu Mitsuki.
"Ini adalah permainan yang sangat menyenangkan, coba saja kau mainkan permainan ini dengan Tenn-nii! Aku jamin kau pasti akan ketagihan memainkannya! "
Mitsuki hanya menatap gulungan karton yang ada digenggamannya. Tenn juga menatap gulungan karton yang ada digenggamannya Mitsuki. Mungkin bila karton itu seorang manusia yang kebetulan berjenis kelamin perempuan, ia akan mati kehabisan oksigen karena ditatap dengan intens oleh dua orang pemuda yang bisa dikatakan tampan. Kata buchinnya tapi. Gak deng canda... Turunin tuh golok... Iya mereka ganteng kok...
Tenn dan Mitsuki secara bersamaan mengalihkan pandangan matanya kearah Riku. Secara bersamaan juga mereka meletakkan sebelah tangan mereka dikedua pundak pemuda berambut merah itu. Mereka menundukkan kepalanya dan secara otomatis poni mereka jatuh dan menghalangi orang untuk mengetahui ekspresi apakah yang sedang mereka tunjukkan.
"Eh? Tenn-nii... Mitsuki... " tanya Riku dengan sedikit ketakutan.
"Riku... "
Yang dipanggil meneguk ludahnya dengan perasaan campur aduk, keringat dingin menetes dari dahi mulusnya, tubuhnya bergetar karena merasakan hawa yang lumayan tak mengenakan dari kedua kakak beda umur dihadapannya.
"Bagaimana caranya menggunakan benda ini?! Cepat beritahu?! " teriak mereka dengan lantang, mungkin mendekati gejala kesurupan ringan.
Iori menatap datar dua kakak beda umur yang masih melototkan kedua bola matanya. Ia mendekati Riku yang terpaku karena dibentak oleh dua kakak yang sepertinya 'kemasukan '
"Nanase-san"
Riku menoleh dengan pandangan berkaca-kaca juga wajah ketakutan.
"I-Iori... Bagaimana ini... Tenn-nii dan Mitsuki-"
Tepukan ringan mampir di kepalanya, Iori melepaskan kedua tangan yang masih menempel dikedua bahu pemuda berambut merah itu. Untungnya pemilik tangan tidak memprotes tindakan Iori,hanya saja pelototan mata mereka semakin lebar setelah tangan mereka terlepas dari pundak pemuda beraambut merah yang masih bergetar hebat karena dipelototi oleh dua kakak beda generasi itu.
"Kujou-san... Nii-san... Bisa hentikan tindakan konyol kalian. Nanase-san menjadi takut karena tindakan konyol kalian. Dan apakah aku harus memberi kalian seratus tusuk sate beserta lontongnya untuk menghentikan pelototan kalian? " kata Iori dengan datar dengan diselipkan pertanyaan di akhirannya.
Sedikit suara tawa lepas dari mulut Mitsuki yang menunduk,ia lalu menutup mulutnya namun ternyata tawa tetap lepas dari bibirnya.Disampingnya Tenn juga terkikik geli dengan mata menutup menyembunyikan manik matanya. Riku memasang wajah bengong melihat Tenn dan Mitsuki yang tertawa.
"Baik-baik... Maafkan kami Riku... Kami tak bermaksud menjahilimu." kata Mitsuki sambil menghapus air mata yang keluar sedikit diujung matanya karena terlalu banyak tertawa. Tenn masih menutup mulutnya dengan kikikan yang masih terdengar lirih. Riku mengembungkan sebelah pipinya dan memukul pelan pundak Tenn yang bergetar.
"Tenn-nii!!" teriaknya karena malu ditertawakan oleh kakak kembarannya. Tenn berdehem sebentar lalu mengacak pelan rambut merah Riku yang memasang wajah kesal dengan sebelah pipi digembungkan.
"Maaf ya Riku... Kakak tidak bermaksud membuatmu takut, jadi jangan marah ya " kata Tenn sambil mencubit kedua pipi adik kembarnya lalu menggoyangkannya kekiri dan kekanan.
"Aduh- Tenn-nii sakit!! Tolong lepaskan! "
Tawa merdu kembali keluar dari mulut Tenn karena melihat adiknya yang kesusahan untuk melepaskan kedua tangannya dari pipinya.
Iori menggelengkan kepalanya saat melihat momen 'gula' dihadapannya. Tatapan sebentar menjadi sendu ketika menatap keakraban Riku dan Tenn. Ia menunduk lalu memainkan tangannya dengan mulut bergumam lirih. Mitsuki yang peka dengan keinginan terselubung adiknya segera meletakkan tangannya keatas kepala adik satu-satunya itu. Walaupun sedikit kesusahan juga...
Elusan lembut membuat seburat merah mampir diwajah Pemuda berambut navy itu.
"Ni- Nii-san..."
Gusti... Help... Napas oy... Napas...
Mitsuki tersenyum lembut mendengar nada bergetar yang keluar dari adiknya. Tangannya menarik pelan tubuh Iori lalu memeluknya dengan ringan, tepukan lembut mampir juga di punggung Iori.
"Aduh... Adikku tercinta kok manis banget sih..."
Seketika Iori meneriaki kakaknya dengan wajah memerah, Mitsuki tertawa renyah karena berhasil menggoda adiknya itu. Pelukannya semakin ia eratkan, begitu juga dengan Iori yang dengan perlahan membalas pelukan kakaknya dengan seburat warna merah semakin memenuhi wajahnya.
Dan kepada para pembaca... Jangan tanya kondisi Enthor setelah menulis momen diatas... Khususnya momen kakaqadek ijum... Pengen pingsan sebenarnya... Tapi dipending dulu, ni chapter belum selesai. Jadi Enthor akan pingsan secara otomatis setelah menyelesaikan chapter ini. Oke lanjut.
"Heh oren! Udahan dong tu pelukan, kita lanjutin urusan kita "
Sebuah suara gaib memecah momen 'UwU' yang hanya terjadi sesekali itu. Mitsuki menatap datar Tenn dengan Iori yang masih berada dipelukannya. Ia mengangkat bahunya dan kembali
Sibuk menepuk-nepuk pelan punggung Iori dan menggoyangkan badannya kekiri dan kekanan diiringi senandung lirih yang keluar dari mulutnya.
Merasa terkacangi, Tenn mengambil gulungan karton yang sempat terlupakan. Ia mengumpulkan semua tenaganya ke tangannya dan memukulkan karton itu sekuat tenaga ke kepala Mitsuki.
PAK!!
"Aduh- ayam ijo, ayam ijo diwarnai kek leader gue-"
Berseni sekali latahnya bang :')
Tenn tersenyum miring kala mendengar latahan nyaring dari makhluk berambut oren itu. Mitsuki menatap nyalang Tenn yang masih tersenyum miring.
"Apa? "
"Apa kepalamu bundar! Sakit, Setan! "
"Nii-san tenang-"
"Ssstt... Iori diem dulu. Rik! Gulungan karton cadangannya mana?! "
Riku terkesiab sedikit dan buru-buru menyerahkan satu lagi gulungan karton yang kebetulan juga ia bawa. Mitsuki menerima gulungan karton itu, dan memukulkannya ke kepala Tenn.
"Aduh- Sakit, bontet! "
"Kalo tahu sakit kenapa tadi kau memukulku, uban! "
"Heh! Yang uban itu si jones nista itu, bukan aku! "
"Halah sama aja, kau juga ubanan! "
"Enak aja! Ini pink pucat bukan uban! "
"Gak! Kasat mata aja itu uban! "
"Kubilang ini bukan uban! "
"Makanya kalo punya rambut itu warnanya yang tegas, gak letoy kek permen kapas gini!! "
"Ya jangan salahin gue!! Dari sononya juga udah gini. Wong gak ada yang protes dengan warna rambutku kok! "
Em... Sebenarnya Enthor juga bingung warna rambut kau itu pink pucat apa putih, kadang keliatan kek uban sih... *dilempar ama fansnya Tenn
Adu mulut mulai mewarnai ruangan itu, Riku dan Iori mengungsikan diri agar tidak menjadi korban pada pertengkaran yang terjadi.
"Yor... Tehnya masih ada kan? "
"Masih "
"Ngeteh ae yuk!"
Sungguh mulia sekali kalian, kakak kalian gelud dan kalian tidak berusaha melerai dan malah ngeteh enak di pinggir,untung kalian disayang ama abang kalian :)
"Kujou!! Ayok kita suit! Yang kalah bakal dipukul ama yang menang! Berani gak?! "
Berasa de javu Enthor...
"Hayok!! Siapa takut!! Liat aja ya, jangan sampe lu nangis! "
E fiu momen leter...
"Wah... "
Riku menatap kagum dua 'onggok' makhluk yang tergeletak begitu saja dilantai, terdapat sedikit asap yang mewarnai bagian atas kepala mereka. Ia menolehkan kepalanya kepada Iori yang juga berjongkok disampingnya.
"Yor... Ini mau diapain Mitsuki ama Tenn-nii? "
Sebelum Iori menjawab pertanyaan Riku,tiba-tiba terdengar suara gaib yang entah dari mana.
"Dijual aja di Shoepep, nanti pasti banyak yang beli! "
Iori memicingkan matanya sambil bersedekap tangan,
"Gimana kalau kamu saja yang aku jual? Mungkin saja ada manusia diluaran sana yang membutuhkan? Atau mungkin tidak ada sama sekali?"
Durhaka kamu ama Author sendiri :)
"Hus! Gak boleh gitu, Iori! "
Iori mengangkat bahu tak peduli.Tangannya ia letakkan di bawah lekukan kaki dan leher kakaknya, lalu dengan bersamaan ia mengangkat tubuh kakaknya ke pelukannya. Hooh gendong gaya penganten baru ges... Wih... Keren sekali adek kau Mit :')
"Cepat pindahkan kakakmu, Nanase-san. Jangan sampai orang salah mengira bahwa ia adalah keset welcome"
Riku melototkan kedua mata merahnya.
"Enak aja nyamain Tenn-nii ama keset welcome, Tenn-nii itu malaikat, tahu! "
Iori menaikkan sebelah alisnya,ia berbicara sambil mulai melangkah meninggalkan tempat berdirinya tadi dengan Mitsuki di gendongannya.
"Iya. Maksudku malaikat keset welcome" kata Iori dengan tak peduli.
"IORI!!! KUPUKUL LO!! "
Baik... Mari kita sudahi sebelum penistaan ini semakin berlanjut...
Akhirnya kata bila ada kesalahan, Enthor minta maaf sebesar-besarnya. Dan... Enthor pingsan dulu....
________________________
Liat pv event terbarunya ainana buat Enthor kek ikan lohan :( mangap-mangap mulu... Iori, Riku, ama Touma kemana yak...
Betewe... Ada yang kangen Enthor :') ?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com