Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

[10]. ꧁MISS YOU꧂

Ah, sial. Respon pertamanya ketika ia mendapat panggilan mendadak di pagi hari yang indah ini. Padahal, ia sudah memiliki rencana lain yang tentunya berkaitan dengan Arisee. Mau tidak mau, ia pun segera membersihkan diri dan bergegas menuju kantor Hokage.

Firasat nya mengatakan, bahwa ia akan menjalankan misi yang cukup memakan waktu lama.

Mempercayai firasat di saat seperti ini adalah hal yang buruk. Firasat Kakashi ternyata menjadi nyata. Bagaimana tidak? Karena ia mempercayainya. Alhasil, ia harus menanggung akibatnya (?).

"Shinro! Aku akan pergi ke taman!" Ucap Arisee berteriak di depan pintu rumah. Membuat Shinro yang bersangkutin menghampirinya.

"Ehh? Lagi?" Responnya terdengar tak percaya akan apa yang di lakukan sana onee-san.

Arisee mengangguk. Ia telah memakai sepatunya dan tampak akan segera bersiap untuk pergi sekarang. "Memangnya kenapa?" Tanya nya menginterogasi gerak gerik Shinro yang tampak mengkhawatirkan nya (secara berlebihan).

"Ehm, tidak— Maksudku, nanti malam kita akan segera pulang. Apakah Onee-san telah mempersiapkan semua keperluan untuk pulang?" Tanya Shinro memastikan kakaknya yang memiliki kebiasaan lupa. Bukan kebiasaan, Arisee terkadang juga suka pikun.

Ah, ya. Pulang.
Tak terasa hari begitu cepat berlalu. Telah tiba waktunya untuk segera mengangkat kaki. Arisee tahu itu. Namun ia tak ingin pergi.

Merasa hari yang ia lalui begitu menyenangkan di sini. Mungkin karena kehadiran seorang Kakashi. Ya, itu lah yang akan ia lakukan hari ini. Bertemu dengan Kakashi yang entah akan bertemu dengannya atau tidak hari ini. Namun ia tak peduli. Ia akan berusaha untuk bertemu Kakashi. Bahkan sampai rela melupakan hari dimana ia dan Shinro harus pergi.

"Onee-san? Daijoubu?" Shinro bertanya. Melihat raut wajah sang kakak, tampaknya ia merasa keberatan.

Arisee terdiam sejenak. Ia menggigit bibir bawahnya. Mengalihkan pandangannya dari Shinro sebelum ia berbicara. "Bisakah kita tunda kepulangan kita besok pagi?" Ucapnya. Masih tetap dalam posisi yang sama.

"Dia tidak ada.."

"Dimana dia?"

Mengamati sekitar kemudian tak menemukan apa apa. Kakashi kemudian turun dari salah satu atap rumah warga. Ia harus segera ke gerbang Konoha. Pasti shinobi lain yang akan menjadi rekan dalam menjalankan misi bersamanya, tengah menunggunya di sana.

Namun sebelum itu, ada sesuatu yang harus ia lakukan.

"Kuchiyose no jutsu!!"

"Ah, hisashiburi, Kakashi. Ada apa memanggilku?"

Kakashi tersenyum pada seekor anjing bulldog yang kini berada di hadapan nya. Ia berjongkok seraya merogoh sesuatu dari dalam saku nya. Kemudian ia tunjukan sebuah gulungan kecil pada anjing tersebut.

"Ku serahkan padamu, Pakkun," Ucap Kakashi seraya tersenyum pada anjing yang bernama Pakkun tersebut.

"Dia tidak ada.."

Berputar putar mencari seseorang. Lelah dan kemudian ia duduk di bangku yang tak jauh dari tempat nya. Daripada berputar putar satu desa hanya untuk mencari satu orang, lebih baik duduk dan menunggu kehadirannya.

"Huh! Hatake-san menyebalkan! Lebih baik aku pulang saja!"

Khawatir, kesal, marah. Arisee lebih memilih untuk pulang saja. Sungguh, apa yang di lakukan nya hanya membuang buang waktunya.

Namun, di samping kemarahan serta kekesalannya terhadap Kakashi, entah mengapa ia merindukan sosok Kakashi. Ia berharap pria itu dapat hadir di sini. Namun sayang, semua tak sesuai dengan apa yang di harapkan nya.

"Uhh..! Kenapa aku jadi memikirkan nya sih?!" Di sepanjang perjalanan pulang, Arisee terus bergelut dengan pikirannya. Terus memikirkan Kakashi adalah salah satunya.

Mengapa sosok seorang Hatake Kakashi terus menghantui benaknya?
Apakah harus ia akui bahwa ia benar benar merindukan nya?
Apakah Arisee sudah gila?

Dapat Arisee rasakan detak jantungnya yang berdetak lebih kencang dari biasanya. Seolah hanya dengan mengingat Kakashi dapat membuat perasaannya amburadul seperti ini. Antara rindu, kesal, dan benci. Semua itu menjadi satu di sini. Di hati.

Kesal karena Kakashi tak datang bahkan tak ia temukan keberadaannya. Di rumahnya sekalipun.
Rindu entah mengapa.
Benci ketika harus mengakui bahwa ia merindukan Kakashi sekarang ini.

Dan semua hal itu bercampur aduk dan kemudian menjadi satu yang sebenarnya amburadul.

"Hmph! Aku mulai gila..!"

"Tidak! Tidak akan ku akui!"

"Tidak! Aku tak bisa! Aku benar benar merindukannya!"

Arisee terus bergelut dengan pikirannya sendiri hingga ia melupakan kenyataan bahwa ia sedang berjalan sekarang. Langkah kakinya terlihat meragukan. Ia benar benar tidak fokus pada jalan.

"Matte!!"

Hingga sebuah suara mengejutkannya sekaligus menyadarkannya. Ia berhenti dan kemudian mencari sumber suara. Pandangannya pun berakhir melihat ke bawah. Ah, seekor anjing rupanya. Pikirnya.
Namun di saat yang bersamaan, Arisee bingung ketika melihat anjing yang kini tepat berasa di hadapannya.

"I-iya. S-siapa kau?" Tanya Arisee. Ia tahu jika anjing yang berada di hadapannya ini adalah hewan kuchiyose. Namun yang menjadi pertanyannya adalah, siapa nama dan pemilik anjing ini?

"Watashi wa Pakkun, yoroshiku," Masih sempat sempat nya berkenalan.

"S-souka," Oke, pertanyaan pertama telah terjawab. Hanya pertanyaan kedua yang masih belum terjawab oleh anjing yang bernama Pakkun tersebut.

"Ada pesan dari Kakashi untukmu," Ucap Pakkun seraya meletakkan sebuah gulungan kecil di tanah.

"Tunggu? Apa??" Arisse berjongkok agar dapat melihat dan mendengar Pakkun secara jelas. Dapat ia lihat sebuah gulungan di hadapannya.

"Ada sebuah pesan dari Kakashi untukmu. Baca lah," Ucap Pakkun menyodorkan gulungan tersebut pada Arisee. Membuat Arisee mengamati gulungan tersebut sebelum ia mengambil dan membukanya.

"Aku merindukanmu.."

Kakashi bergumam dalam batin. Kini, ia berada dalam perjalanan menuju misinya.

Di tengah tengah perjalananya, ia masih sempat sempat nya mengingat dan merindukan seorang Ariseeina. Tampaknya, Ratu Es itu telah memenangkan hatinya. Namun sayang, ia tak dapat mengatakan perasaannya.

Firasat nya mengatakan bahwa akan ada suatu hal yang membuat nya semakin tak dapat mengatakan perasaan nya.

Ah, sial. Selalu saja. Di saat seperti, ada saja firasat yang tak diingini. Membuat Kakashi berusaha menghilang kan pikiran tersebut agar tak terus menghantui.

"Apakah kau juga merindukanku?.. Ah tidak mungkin kan? Hatimu itu sama seperti julukan mu," Batin Kakashi lagi. Mengingat ingat kegiatannya yang ia lakukan seminggu ini.

Hari hari yang biasa terjalani. Entah mengapa mendadak menjadi luar biasa sekali. Apakah karena kehadiran Ariseeina di desa ini? Entah apa itu, hal itu tetap membuat senang hati Kakashi.

Meski hanya sekedar jalan jalan, namun tetap menyenangkan.

Tentang seminggu, teringat Kakashi akan perkataan Ariseeina saat itu. Dimana ia berada di Konoha seminggu yang lalu dan menetap di Konoha seminggu lagi.

Hari ini telah tepat seminggu. Hari dimana Arisee akan meninggalkan desa. Dimana ini adalah hari yang tak Kakashi ingin kan. Mau tidak mau, setelah bertemu pasti akan ada perpisahan.

Pertemuan yang mendekatkan, perpisahan yang menjauhkan.
Pertemuan yang di nanti, perpisahan yang menyakiti.
Pertemuan manis penuh rintangan, namun berakhir dengan perpisahan pahit penuh ke sia-siaan.

Pertemuan nya dengan Arisee yang tak di sengaja membawanya pada sebuah perasaan cinta. Namun sayang, ia baru menyadarinya. Rintangan demi rintangan ia hadapi, namun sayang tak ada hasil.

Hingga datanglah hari dimana perpisahan terjadi. Namun Kakashi tetap tak bisa mengatakan perasaan nya pada yang terkasih. Semuanya menjadi sia sia di sini.

Haruskah ia menyesali perbuatannya ini?

Sejenak, Kakashi merenungkan segalanya. Merasa gagal menjadi seorang pria. Ia hanya bisa memendam rasa. Tak dapat mengatakannya pada Ariseeina. Bahwa ia telah mencintai nya. Namun sayang, ia hanya memendamnya. Mau tidak mau ia menerima. Diikuti penyesalan dalam dirinya.

"Percepat langkah kalian!" Ucap Kakashi tegas yang kemudian segera mempercepat langkahnya. Tak hanya cinta, Ariseeina telah mempengaruhi emosinya juga.

Entah mengapa, Kakashi mendadak jadi galau.

Hanya satu yang ia pikirkan, segera selesaikan misi lalu kembali. Tetap waspada meski hanya sebuah misi kecil.

"Ada apa dengan Rokudaime-sama?"

"Entahlah.."

"Mungkin dia memikirkan sesuatu,"

"Sst! Pelan kan suaramu..!"

Tanpa Kakashi sadari, para shinobi menyadari kelakuan Kakashi yang bukan seperti Kakashi yang mereka kenal.

Musuh? Bukan. Mereka beranggapan bahwa Rokudaime-sama sedang memikirkan sesuatu, hanya itu.

Berjalan jalan sendirian di tengah senja. Sebenarnya sungguh tidak menyenangkan. Apalagi kalau bukan mengingatkan nya pada sebuah kesedihan?
Mau bagaimana pun, dia yang biasa menemaninya tidak ada. Karena sebuah misi yang harus di laksanakan nya.

Sedih, rindu. Ya, Arisee merindukan sosok Hatake Kakashi yang menyebalkan itu, berharap ia dapat hadir di sini menemaninya.

Setidaknya sebagai sebuah momen terakhir ia dapat melihatnya. Namun sayang, semua hal itu tak harus sesuai dengan harapannya. Tentu saja hal itu membuat seorang Ariseeina kecewa.

Aku sedang dalam misi.
Jangan kaget kalau aku tidak ada di taman hari ini.
Tapi jangan bersedih~
Aku pasti akan menemui nanti.

Temui aku di taman malam nanti,
Ada yang ingin ku sampaikan pada mu.
Cukup tunggu aku!
Jangan kemana mana.

Oh ya!
Kau merindukan ku?
Aku merindukan mu!

"Ck! Kau sudah gila Arisee!" Arisee menggeleng geleng kan kepalanya dengan cepat. Kesal ketika otaknya malah mengingat pesan yang di tujukan padanya dari Kakashi melalui Pakkun tadi.

Sungguh,
Ia kesal!








To Be Continued
Story By AuroraTerritory

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com