[4]. ꧁SUNSET꧂
"Maaf membuat kalian menunggu. Ini kembalian- Eh? Kemana Kakashi dan wanita itu?" Pak Tua Ramen keluar dari kedainya dengan maksud ingin memberikan kembalian Kakashi dan juga wanita yang ada bersama nya. Namun sayang, ia tak menemukan keberadaan keduanya. "Mungkin sudah pergi. Baiklah, akan ku berikan ketika mereka kembali lagi ke sini!" Ucap nya kemudian kembali masuk ke kedai.
Sementara itu, Kakashi terus mempercepat lompatan serta langkah nya menuju tebing wajah Hokage.
"Pelan pelan! Hatake-san!!" Pekik Arisee seraya menutup matanya.
Meski Arisee terus berteriak setiap kali Kakashi mempercepat langkahnya, Kakashi tidak memperlambat ataupun berhenti. Ia tetap mempercepat dan semakin cepat. Membuat Arisee berpikir bahwa Kakashi membawanya pada kematian.
"Yosh, sampai," Ucap Kakashi ketika ia telah menginjakkan kakinya di salah satu wajah Hokage yang terukir di tebing, yang tak lain adalah wajahnya sendiri.
Tak lupa, ia juga menurunkan Arisee dari gendongan nya. Sementara Arisee terus menutup mata karena masih merasakan takut pada dirinya.
"Ah, kau bisa membuka mata mu sekarang," Ucap Kakashi.
Arisee menggeleng. Ia masih tetap menutup matanya, "A-aku takut ketinggian," Ucap Arisee gugup karena malu. Ia takut Kakashi akan menertawakan ketakutan nya pada ketinggian.
Kakashi sedikit terkejut kemudian ia terkekeh. "Maa, maa, buka saja matamu. Ada pemandangan indah yang menanti, " Ucap nya berusaha membujuk Arisee.
Arisee meneguk ludahnya. Perlahan ia membuka matanya, meski rasa takut masih melekat pada dirinya.
Bukannya melihat ke arah dimana pemandangan indah itu berada, Arisee malah melihat ke bawah dimana di bawah itu sangat jauh jaraknya dari atas. Spontan, Arisee memeluk Kakashi karena takut. Tidak pernah ia berada di tempat tinggi seperti ini.
"Oya oya, tenang lah. Kau seharusnya tak melihat ke bawah," Ucap Kakashi sedikit terkejut ketika Arisee mendadak memeluknya. Di satu sisi, ia merasa bersalah karena mengajak Arisee ke tempat tinggi dimana Arisee memiliki phobia terhadap ketinggian yang tak pernah ia ketahui sebelum nya.
"Mou.. Ini tinggi sekali," Ucap Arisee mengeratkan pelukannya pada Kakashi. Matanya masih setia menatap ke bawah.
Salah satu tangan Kakashi memegang pundak Arisee. "Cobalah untuk hadapi ketakutan mu," Ucap Kakashi yang segera di tatap heran oleh Arisee.
"Caranya??" Tanya Arisee yang merasa bahwa menghadapi ketakutan adalah hal mustahil.
Kakashi tersenyum. "Coba lihat ke sana," Ucap nya seraya menunjuk ke arah matahari yang akan segera terbenam. Cahaya oranye yang sedikit kemerahan itu perlahan terlihat jelas dan menerangi setiap permukaan bumi. Begitu juga dengan desa Konoha yang semakin indah di bawah matahari terbenam.
Matahari terbenam. Menandakan hari akan segera berganti. Ia akan kembali, esok pagi. Hari ini akan berakhir, esok akan datang.
Arisee melihat ke arah matahari yang akan terbenam. Sesuatu yang baru saja Kakashi tunjuk. "Kirei.." Gumam Arisee sampai sampai ia melupakan ketakutannya karena fokus pada keindahan matahari terbenam.
Kakashi terkekeh seketika. "Benar kan?" Ucap Kakashi menatap wajah Arisee yang fokus pada matahari yang akan segera terbenam. Dimana hari akan segera berganti.
Sementara Arisee hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Maa, apakah kau akan terus memeluk ku seperti ini?" Tanya Kakashi ketika ia menyadari bahwa Arisee yang masih terus memeluknya meski sudah melupakan rasa takut pada dirinya. Karena ia yang terlalu fokus pada matahari yang akan segera terbenam.
Arisee memerah. Jantungnya berdetak tak karuan. Ia baru menyadari bahwa ia masih memeluk Kakashi. Tanpa basa basi lagi, Arisee melepas pelukannya dari pria berambut perak tersebut. "A-aku tahu itu!" Ucap nya dengan wajah kesal namun pipi yang memerah.
"Hee? Benarkah?" Kakashi menggoda Arisee yang tampak nya sedang dalam mode tsundere.
"Mou, yamete!" Arisee manyun seraya memalingkan wajahnya dari Kakashi. Ia benar benar sebal dengan pria di samping nya ini.
Sementara Kakashi hanya tertawa melihat ekspresi wajah Arisee ketika ia menggodanya. Benar benar lucu, pikirnya.
Arisee melihat Kakashi yang terus tertawa karenanya. Perlahan ia tersenyum kemudian terkekeh dan perlahan ikut tertawa karena melihat Kakashi yang tertawa. "Mou, kau benar benar menyebalkan, Hatake-san, " Ucapnya kemudian ia dan Kakashi berhenti tertawa.
"He? Nani? Kau mengatakan sesuatu?" Tanya Kakashi yang merasa bahwa Arisee mengatakan sesuatu.
"Ii ya, nandemo~" Ucap Arisee seraya tersenyum. Kemudian ia kembali menatap pada langit senja. Dimana di sana ada matahari yang terbenam. Menambah suasana indah sore hari.
Kakashi mengamati wajah Arisee yang tenang menatap keindahan matahari terbenam. Manik mata sapphire nya yang indah, menyiratkan ketenangan dalam dirinya. Membuat Kakashi tak ingin mengalihkan pandangannya dari wajah Arisee. Meski itu hanya sekedar melirik ke arah lain.
Surai biru panjang nya terkibas angin. Tak ada sehelai rambut pun yang menghalangi wajah Arisee. Dapat Kakashi lihat dengan jelas wajah tenang itu.
"Tenang.." Batin Kakashi ketika pertama kali melihat Arisee dengan jarak sedekat ini. Memperhatikan nya selama ini. Hingga keduanya ada di sini.
"Doushita, Hatake-san?" Tanya Arisee dengan wajah polos seraya memperhatikan wajah Kakashi yang tampaknya memperhatikan wajahnya. "Apakah ada sesuatu di wajahku?" Tanya nya seraya berusaha mencari sesuatu itu di wajahnya.
"Eh-? T-tidak, tidak! A-aku hanya melamun," Ucap Kakashi di iringi dengan kekehan canggung.
"Souka," Jawab Arisee. Tampak nya ia benar benar tidak tahu apa yang di rasakan Kakashi terhadap dirinya. Terkadang, Arisee bisa menjadi seorang yang tidak peka terhadap perasaan pria.
"Yah, syukurlah dia tidak menyadarinya. Tapi, sedih juga ternyata jika dia tidak peka, " Batin Kakashi pundung.
Ketika sudah cukup lama melihat matahari terbenam, keduanya pun memutuskan untuk pulang. Sebelum Kakashi pulang ke rumah nya, ia memutuskan untuk mengantar Arisee pulang terlebih dahulu. Meski Arisee berkali kali menolaknya.
"Mou, daijoubu Hatake-san. Aku bisa pulang sendiri," Ucap nya. Meski Kakashi terlanjur berjalan bersamanya guna untuk mengantarnya pulang ke rumah. Ia merasa bahwa sehari ini ia telah merepotkan Kakashi.
Walaupun Kakashi agak menyebalkan, setidaknya ia banyak membantu nya hari ini. Daripada di kata membantu, lebih tepatnya adalah mengajak dan menemaninya jalan jalan.
"Iie, iie. Jika kau terus berkata seperti itu, aku akan tetap mengantarmu," Bujuk Kakashi agar Arisee berhenti mengatakan bahwa ia bisa pulang sendiri.
Arisee menghela nafas kemudian tersenyum. "Baiklah baiklah," Ucapnya pasrah pada keputusan Kakashi.
"Onna?.. Dare?"
"Tumben Kakashi bersama dengan wanita,"
Arisee menghentikan langkahnya, membuat Kakashi juga menghentikan langkahnya karena melihat Arisee yang mendadak berhenti.
"Doushita? Apakah rumahmu di sekitar sini?" Tanya Kakashi memastikan.
Arisee mengangguk, "Ha'i, hanya tinggal beberapa meter saja dari sini. Tidak perlu mengantarku sampai rumah. Cukup sampai di sini saja, Hatake-san, " Ucap Arisee seraya tersenyum.
"Ah, souka. Kalau begitu.. " Ucap Kakashi menggantungkan perkataannya sendiri. Ia kemudian menatap Arisee. Begitu juga sebaliknya.
Arisee merasa bahwa ada yang ingin di sampaikan oleh Kakashi. Entah mengapa, jantungnya berdetak kencang.
To Be Continued
Story By AuroraTerritory
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com