[6]. ꧁PROMISE꧂
"Kita pasti bertemu. Aku janji,"
Kata kata Kakashi yang baru saja di katakannya sebelum ia meninggal kan Arisee, benar benar terngiang di benak nya.
Kata kata yang dapat menimbulkan keraguan. Hingga keraguan itu menjadi kenyataan suatu saat nanti. Itu lah sebuah janji, yang selalu Arisee dapatkan, ketika bersama dengan seorang pria. Selalu mengatakan janji, namun tidak ada yang di tepati.
Arisee ragu. Ia takut jika ia tak dapat bertemu dengan Kakashi lagi. Ah, padahal sehari ini, ia cukup di buat kesal oleh pria bermasker itu. Namun entah mengapa, ia selalu merasa senang ketika berada di dekat Kakashi. Hingga ia juga merasakan takut, jika ia tak dapat bertemu dengannya lagi. Terlebih lagi janji itu. Janji yang baru saja Kakashi ucapkan sebelum meninggal kan Arisee pada akhirnya.
"Apakah.. Kakashi-kun akan seperti itu? Apakah kita akan benar benar bertemu kembali?" Arisee bertanya tanya. Berharap bahwa apa yang di katakan Kakashi benar benar terjadi seperti itu.
Arisee membuka pintu. Dimana itu adalah pintu rumah nya. Tampaknya ia sudah sampai di rumah setelah lamanya perjalanan yang di iringi dengan pikiran. Belum sempat ia mengucapkan salam, seorang laki laki berambut perak dengan ujung rambut nya yang berwarna biru, serta manik mata yang selaras dengan milik Arisee. Ialah Awilliem Shinro, adik Arisee.
"Oh, onee-san, okaeri," Ucap Shinro ketika melihat Arisee, kakaknya berada di ambang pintu. Kini sedang melepas alas kakinya.
Arisee hanya tersenyum tipis menatap Shinro. "Tadaima, Shinro.." Ucapnya sayu. Tak lama setelah itu, ia melewati Shinro layaknya dengan mood yang kacau. Menaiki anak tangga satu persatu menuju kamarnya.
Shinro yang melihat kakaknya yang sedang kacau itu bertanya tanya, tidak sedang dalam tugas ataupun misi lainnya. Lantas, apa yang membuat kakaknya menjadi kacau?
"Onee-san, daijoubu?" Tanya Shinro yang tak bisa menahan lagi pertanyaan nya yang terhenti di mulutnya ketika melihat kakaknya kacau seperti itu.
Arisee terhenti. Tampaknya Shinro telah menyadari mood nya yang sedang kacau hari ini. "Aku hanya kelelahan," Ucap nya seraya tersenyum. "Setelah berkeliling desa bersamanya..." Lanjutnya. Belum sempat Shinro membalas perkataan Arisee, kakaknya sudah terlanjur berjalan masuk ke kamarnya.
"Bersamanya?.. Ck, lagi lagi," Batin Shinro seraya menghela nafas kesal.
Malam tiba. Menggantikan pekerjaan pagi. Bulan datang. Menggantikan posisi matahari. Bintang datang. Membantu menerangi langit. Semua orang kembali, terlelap dalam mimpi, menikmati malam yang indah ini.
Kakashi membalikkan halaman Icha Icha Paradise ke halaman berikutnya. Yap, dia masih belum selesai membaca nya karena bertemu dengan seorang wanita yang bernama Awilliem Ariseeina, yang tak lain adalah seorang Ratu dari negeri es.
Tanpa sengaja mereka bertemu. Entah mengapa mereka langsung akrab begitu. Arisee bukan tipe wanita yang begitu mengutamakan kehormatan nya. Meski ja adalah seorang Ratu yang layak mendapatkan sebuah hormat dari siapa saja. Namun, ia lebih memilih menghormati orang lain dan meninggikan derajat orang tersebut di depan matanya. Bahkan sampai memanggil Kakashi dengan sangat sopan. Meski Arisee tahu jika Kakashi adalah mantan Rokudaime, yang sekarang tak lagi ada di posisi tersebut. Ia tetap menghormati nya.
Jalan jalan. Adalah kegiatan nya sehari ini ketika ia bertemu dengan Arisee. Mengajak sang Ratu jalan jalan adalah sebuah kehormatan bukan? Namun tidak bagi Kakashi, ia merasa seperti telah mengenal lama seorang Ariseeina. Dalam sehari mereka bisa akrab layaknya sahabat.
Meski jalan jalan bersama dengan seseorang, seharusnya ia bisa sambil membaca. Namun entah mengapa, hal itu tidak ia lakukan.
Memikirkan itu semua, membuat Kakashi tak berkonsentrasi saat membaca. Bahkan ia tak dapat mendalami alur ceritanya, meski ia telah berkali kali membacanya.
Kakashi memutuskan untuk menutup bukunya untuk sementara. Ia menghela nafas. Turun dari ranjanganya. Kemudian berjalan ke arah jendela. Membukanya dan membiarkan cahaya rembulan masuk ke dalam kamarnya yang sepi sunyi itu.
Semilir angin mengibas rambut peraknya. Bisa ia rasakan angin mengelus kulitnya. Tak terasa hari sudah malam. Dimana seharusnya ia sudah terlelap.
Setelah sehari bertemu dan kemudian menghabiskan waktu bersama dengan Arisee, entah mengapa ia merasakan sesuatu yang berbeda ketika ia tak bertemu dengan wanita tersebut. Ia merasa ada sesuatu yang kurang ketika Arisee tak ada di samping nya.
"Kita pasti bertemu. Aku janji,"
"Janji ya?.. " Gumamnya ketika ia membuat janji tersebut dengan Arisee.
"Seperti nya begitu.." Gumamnya lagi yang kemudian kembali ke ranjangnya. Tak lupa dengan jendelanya, Kakashi menutup nya sebelum ia kembali ke ranjang.
Berkata seperti itu. Tampaknya ia memikirkan sesuatu yang ia yakini berdasarkan firasat nya. Firasat sekrang Hatake Kakashi begitu kuat bahkan dapat menjadi nyata.
Apakah firasat itu berlaku untuk sebuah perasaan?
Burung bernyanyi menyambut pagi. Bagaikan alarm bagi setiap makhluk di bumi. Membangunkan mereka untuk memulai hari.
Sementara itu Arisee, ia tampak terburu buru seperti sedang di kejar oleh waktu. Turun dari tangga dengan tergesa gesa hingga nyaris terjatuh. Langkah kakinya membuat suara gaduh. Hingga Shinro dapat mendengarnya dari arah dapur.
"Onee-san! Hati hati kalau jalan!" Meski tidak tersenggol atau apapun, melihat kakaknya yang terburu buru seperti itu kadang membuatnya ceroboh.
"G-gomenasai!" Ucap Arisee tanpa menghentikan kegiatan nya. Ia tampak kebingungan mencari sesuatu. Ia bahkan tak menghentikan kegiatannya ketika Shinro mengajak nya berbicara atau menyuruhnya untuk berhenti.
"Dimana jepitku?!.." Gumam Arisee dengan wajah masam nya. Kesal di pagi hari bukanlah hal epik. Apalagi, barang yang kau cari tak kunjung ketemu. Membuatmu super kesal dan ingin rasanya mengutuki benda tersebut.
Shinro berada di depan Arisee. Ia tampak memberikan sesuatu pada kakaknya yang sedang kesal itu.
"Jangan lalai meletakkan barang mu," Ucap Shinro dengan tatapan nanar.
Arisee menghela nafas. Rasa kesalnya mereda. Tampaknya ia tak jadi marah meledak ledak. "Arigatou..." Ucap Arisee yang kemudian berjalan ke arah cermin terdekat di ruangan itu.
Shinro memperhatikan kakaknya. Mengingat kakaknya yang kacau semalam dan kemudian kembali normal di pagi hari, membuat Shinro merasakan ada sesuatu yang ganjal dari kakaknya semalam bahkan sampai pagi ini.
"Onee-san," Panggil nya.
"Nani?" Arisee berbalik. Ia sudah rapi dengan pakaian kasualnya. Mengenakan kacamata adalah salah satu ciri khasnya ketika sedang tak mengenakan pakaian misi atau pun dalam misi. Membuatnya sedikit berbeda.
"Apakah ini efek karena kau bersamanya kemarin?" Tanya Shinro to the point. Di gas tanpa memikirkan apa yang akan di rasakan kakaknya nanti.
To Be Continued
Story By AuroraTerritory
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com