Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

[7]. ꧁LISTENING꧂

"Nani?" Arisee berbalik. Ia sudah rapi dengan pakaian kasualnya. Mengenakan kacamata adalah salah satu ciri khasnya ketika sedang tak mengenakan pakaian misi atau pun dalam misi. Membuatnya sedikit berbeda.

"Apakah ini efek karena kau bersamanya kemarin?" Tanya Shinro to the point. Di gas tanpa memikirkan apa yang akan di rasakan kakaknya nanti.

Sementara itu, Kakashi sedang menghabiskan paginya bersama dengan Guy, sahabatnya. Meski di satu sisi, ia memiliki janji dengan Arisee untuk bertemu di taman bermain setelah ini. Namun untuk sementara waktu, ia akan menghabiskan waktu bersama dengan sahabatnya dulu.

Kini, mereka berada di sebuah kedai ramen Ichiraku. Kedai Ramen yang di datangi Kakashi kemarin bersama dengan Arisee. Kakashi dan Guy sedikit melakukan perbincangan untuk mengisi keheningan.

"Ah! Kakashi-san! Kau kembali juga rupanya," Ucap Pak Tua di kedai tersebut. Sementara Kakashi hanya membalas nya dengan senyuman. Merasa heran karena tumben Pak Tua Ramen Ichiraku sedang mencari nya.

"Kore," Ucapnya seraya memberikan sisa uang alias kembalian Kakashi kemarin ketika ia dan Arisee mampir ke kedai tersebut. "Ini sisa uang mu kemarin ketika bersama dengan— etto siapa ya? Pokoknya bersama dengan wanita yang kemarin bersama itu," Jelasnya.

"Ah, souka. Daijoubu, ku gunakan itu untuk membayar ramen yang baru saja ku pesan," Ucap Kakashi seraya tersenyum di balik maskernya.

Kakashi melihat ke arah jam dinding yang ada di kedai ramen tersebut. Waktu hampir menunjukkan pukul 12. Ia cukup banyak menghabiskan waktu bersama dengan sahabat nya. Karena ia tak ingin mengingkari janjinya pada Arisee, ia memilih bergegas ke taman bermain. Adalah tempat dimana mereka harus bertemu.

Di taman bermain. Semilir angin mengibas lembut surainya nya. Di bawah pohon yang rindang ia berteduh dari panasnya mentari yang nyaris menyengat.

Arisee, ia tengah menunggu Kakashi di taman bermain. Sesuai dengan apa yang dikatakan Kakashi kemarin, bahwa ia harus menemuinya di tempat ini dan berakhir ia di sini. Menunggu seorang pria dengan janjinya yang entah akan di tepati atau tidak.

Awan mulai singgah dari langit. Menampakkan cahaya matahari yang perlahan mulai menyengat kulit. Tak tertampak satu awan pun di langit. Arisee mulai kesal menunggu Kakashi di taman bermain ini.

"Ck.. Kakashi-kun menyebalkan!" Gerutunya. Meski ia sudah berteduh di bawah pohon yang rindang, hawa panas dapat ia rasakan. Bahkan angin perlahan menghilang. Tak lagi menyejukkan suasana.

"Arigatou!"

Hingga perhatiannya teralihkan pada 2 orang manusia yang tampaknya adalah sepasang kekasih. Arisee memperhatikan sepasang kekasih tersebut yang tampaknya asyik dengan dunia cinta mereka. Seolah dunia milik berdua.

Tampak seorang pria memberikan sebuket bunga pada seorang wanita yang di cintainya. Ketika wanita itu menerima bunga darinya, ia mengucap kan terima kasih pada sang kekasih. Sang pria kemudian mencium kening wanita tersebut dan berakhir keduanya tertawa bersama.

Sungguh sebuah rasa yang sangat menyenangkan ketika dirasakan. Sakit ketika melihat. Itu lah yang dirasakan Arisee ketika memperhatikan sepasang kekasih tersebut. Entah mengapa membuat nya kesal dan makin emosi saja.

Sudah panas, masih di panas panasin lagi! Pikirnya.

Ia kemudian teringat akan kata katanya pada Shinro sebelum ia ke taman bermain ini.

"Jawab aku, onee-san," Nada Shinro tampak seperti nada seorang yang menginterogasi. Meski dengan mimik dan nada bicara datar, Arisee dapat melihat bahwa adiknya ini sedang kesal, khawatir, dan ingin mengomel di saat yang bersamaan.

Arisee hanya tersenyum sebelum akhirnya ia menjawab, "Sou desu ne," Jawab nya yang membuat Shinro terkejut. "Apakah ini efek karena bersama nya kemarin? Iya, itu bisa saja," Ucap nya pada adiknya.

"Cih, apakah kau jatuh cinta hingga kau tidak konsetrasi akhir akhir ini?— ii ya, maksud ku sedari kemarin?" Ucap Shinro mulai menunjukkan rasa herannya.

Ekspresi wajah Arisee berubah ketika mendengar perkataan Shinro. Di satu sisi ia kesal, di satu sisi ia merasa bahwa perkataan Shinro ada benarnya. "Jatuh cinta? Sou janai. Cinta itu menyebalkan. Hanya akan membuang waktu dan tenaga," Ucap Arisee seraya mengepalkan tangannya. Mengalihkan pandangannya ke kiri, teringat kembali masa masa dimana ia jatuh hati.

"Ketika kau di tinggalkan, kau akan sedih. Ketika kau berdebat, kau akan kesal. Amarah mu akan meledak. Itu semua membuang tenaga! Menyebalkan dan membuang waktu saja," Ucap Arisee yang kemudian membelakangi Shinro.

"Kau tahu bagaimana kisah cinta ku, Shinro. Jangan pernah katakan jika aku mudah jatuh cinta pada seorang pria," Ucap nya lagi. Sementara Shinro hanya menghela nafas ketika mendengar jawaban kakaknya yang terkadang agak sarkas.

"Maa, wakatta," Ucap Shinro menyetujui apa yang di katakan kakaknya. Meski agak pedas rasanya.

Arisee memejamkan matanya sejenak seraya menghela nafas. Kemudian ia membuka nya kembali. "Cinta itu menyebalkan," Gumamnya adalah salah satu alasan mengapa ia kadang merasa kesal jika melihat sepasang kekasih yang bermesraan di depannya.

Iri? Mungkin.
Namun bukan itu maksud dari 'kesal' dari apa yang Arisee rasakan.

"Wah, mereka mesra yah?" Hingga suara yang sangat familiar terdengar di telinga nya, yang mana pemilik dari suara tersebut ia tunggu tunggu, kini berada di samping nya. Bersandar di bawah pohon yang sama dengan nya, seraya menunjukkan senyum di balik maskernya.

"Huwaaa! Hatake-san!" Arisee terkejut ketika ia menolehkan wajahnya ke asal suara, yang tak lain adalah Kakashi yang wajahnya sudah sangat dekat dengan Arisee hingga membuat nya terkejut bagai melihat hantu. Segera, ia menjauh dari Kakashi yang membuat Kakashi kebingungan.

Pipinya memerah. Jantung nya berdebar kencang. Bahkan ia dapat mendengar detak jantungnya, yang agaknya akan jatuh dari tempat nya:v

"He? Nande?" Tanya Kakashi bingung.

"K-kimi! S-sejak kapan Hatake-san di sana?!" Ucap Arisee kalang kabut.

Kakashi meletakkan salah satu tangannya di dagunya, layaknya orang yang sedang berpikir. "Hmmm, sejak kapan yah? Hmmm~ karena aku tidak melihat waktu jadi— aku datang saat kau mengatakan 'cinta itu menyebalkan,' " Ucap Kakashi seraya tersenyum.

Arisee terkejut. Wajahnya semakin memerah. Tak di sangkanya Kakashi berada di sampingnya selama ia melamun. "B-berarti kau memperhatikan ku?" Tanya nya.

"Hmmm~ bisa di bilang begitu," Ucap Kakashi seraya tersenyum. Seolah Arisee tak akan keberatan dengan jawabannya.

"Ck, mou, mendokusai," Gumam Arisee yang masih memerah di iringi perasaan kesal pada Kakashi. Ia berjalan mendekati pohon dimana tempat ia berteduh tadi. Bersandar seperti tadi di samping Kakashi, namun dengan jarak yang agak jauh.

Angin berhembus dengan sedikit kencang. Membuat rambut panjang Arisee menutupi wajahnya. Namun ia tak merasa keberatan akan hal itu. Sementara Kakashi menatapnya yang sedang menatap langit. Ekspresi nya sedihnya yang terlihat jelas di matanya.

"Cinta itu menyebalkan?" Kakashi tampak mengulang perkataan Arisee yang terngiang di kepalanya. "Kenapa begitu?" Tanya nya karena merasa penasaran. Memulai pembicaraan, mengisi kesunyian.

Arisee menghela nafas. Menenangkan diri sebelum ia berbicara dan berujung menampar pria di samping nya. Namun ia tak ingin melakukan hal itu. "Hatake-san tak perlu mengetahui nya," Ucap nya agak acuh tak acuh.

Kakashi menatap Arisee meski hanya sekedar melirik. "He? Doushita? Apakah kau iri karena sepasang kekasih tadi? Apakah itu alasannya?" Tanya Kakashi bertubi-tubi.

Arisee agak muak dengan perkataan Kakashi. Mendengar perkataannya, ia serasa mengulang masa lalu cintanya kembali. "Urusai yo, Hatake-san," Arisee masih menahan amarahnya.

"Maa, maa, jika kau memang merasa seperti itu-" Ucap Kakashi yang menggantungkan perkataannya sendiri.

Ia kemudian berdiri di hadapan Arisee. Tampaknya amarah wanita itu hampir meledak. Arisee benar benar kesal padanya.

Arisee hanya menatap Kakashi yang kini berada di hadapannya dengan tatapan kesal. Benar benar menyebalkan! Pikirnya ketika Kakashi terus mengoceh layaknya seorang anak anak yang tak tahu menahu tentang masalah. Terus berbicara seenaknya.

"Dengarkan aku,"

Kakashi mendorong tubuh Arisee hingga tubuh wanita itu benar benar menempel pada pohon. Salah satu tangannya menahan tubuh nya dan seolah mengunci Arisee agar ia tidak keluar dari kabedon yang di lakukannya. Ekspresi nya yang mendadak menjadi serius itu benar benar membuat jantung Arisee berdetak kencang. Takut kalau kalau Kakashi dapat mendengarnya.

Kakashi menatap Arisee dengan tatapan tajam. Seolah mengunci manik mata Arisee untuk terus melihat padanya. Sementara Arisee hanya diam dan tetap menatao Kakashi.











To Be Continued
Story By AuroraTerritory

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com