Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

☐❜ : criminal ♡ྀ࿐ ˊˎ-

Akazumi hanya bisa terdiam dengan mulut yang terbuka. Tak kuasa mengeluarkan sepatah kata saking tegangnya. Ia tidak mau merenggang nyawa hanya karena pekerjaannya yang membawanya pada dosa.

Sunyi sepi malam tak membawa sedikit pun ketenangan dalam diri Akazumi yang sedang memikirkan strategi untuk menjatuhkan nama baik seorang polisi licik nan kotor Yokohama yang ternyata dengan sengaja mengotori namanya. Terbukti dari berkas pemerintah yang diberikan oleh kliennya.

Iruma Jyuto tidak bersalah.

Kalimat itu terus terngiang setiap Akazumi telah menemukan skenario sempurna agar nama baik polisi yang dibencinya itu jatuh seketika. Namun, meski Akazumi membencinya, bukan berarti ia harus menjatuhkan nama baik dia atau bahkan orang-orang yang tak bersalah, bukan? Rasanya seperti Akazumilah kriminal yang sesungguhnya.

Akazumi mengusap wajahnya yang mengukir jelas rasa letih lesunya itu. Frustasi akan pekerjaan kotornya tersebut sampai-sampai frustasi yang melelahkan ini membuat jiwanya mengantuk. " ... Kalau aku tidak dapat memenuhi permintaannya, bisa saja anak-anak itu terbunuh ... Tidak! Tidak akan kubiarkan dia menyentuh anak asuhku!"

Mau tidak mau, Akazumi harus tetap melakukannya meskipun harus berakhir dengan dialah kriminalnya. Akazumi benar-benar tidak peduli akan dosanya yang kian bertambah. Toh Tuhan yang akan menilai semua tindakannya di dunia.

Keesokan harinya adalah hari penghakiman yang telah tiba. Suasana semakin menegangkan, ketika melihat orang-orang mulai berdatangan memasuki ruangan yang akan menjadi tempat penghakiman seorang polisi kelinci Yokohama.

Meski ini adalah pekerjaan mudah, tidak bagi Akazumi yang masih terus merasa gundah. Bahkan tak habis pikir akan apa yang dilakukan seorang Iruma Jyuto sang polisi tak bersalah. Untuk apa bertindak sengaja jika ujung-ujungnya adalah bukan dia yang bersalah? Sangat tidak mungkin jika polisi ini pasrah pada tanggung jawabnya.

"Ck, itu tindakan gila," batin Akazumi dengan segala rasa kesal yang terpendam di dada.

Namun, ia tak bisa menunjukkan banyak emosi, ketika penghakiman di mulai.

Satu jam berlalu hanya untuk perdebatan panas yang tidak masuk akal jalurnya bagi Akazumi. Wanita itu buru-buru keluar dari ruang hakim. Ia ingin melepas sesak dalam hati yang sedari tadi harus terus menghadapi perdebatan tidak masuk akal dan jelas-jelas salah tadi.

Sebagai seorang manusia pun dia tak salah jika masih tetap bisa merasakan rasa bersalah, meski dia berstatus pengacara.

BUGH!

Suara dentuman yang begitu keras sampai-sampai mengejutkan jantung itu membuat Akazumi melompat dan sedikit menjauh dari dia yang baru saja menggebuk tembok di sebelah. Ah, apakah dia marah? Akazumi hanya bisa bersiap dengan hal yang terburuk yang akan terjadi padanya.

Wajah merah padam karena menahan amarah milik kliennya itu pun dapat terlihat jelas oleh Akazumi ketika dia menoleh ke arahnya sambil berkata, "Kau apa artinya jika kau kalah, 'kan?"

" ... Ya," jawab Akazumi dengan nada lirih.

Namun, nada yang terkesan sedih itu tak meluluhkan hati sang klien. Dia malah memberikan sebuah berkas rahasia pada Akazumi, berkas yang isinya sama seperti kemarin, ketika tak ada orang di sekitar mereka saat ini. "Bahan untuk besok," katanya yang kemudian berlalu pergi.

Sementara Akazumi yang diberi pun hanya bisa menerima dengan berat hati sambil menggertakkan gigi dalam diam, menahan sedih agar tak menjadi tangisan, sampai-sampai meremas berkas yang ada di tangannya itu sebagai pelampiasan.

"Sialan! Kau lemah!" Dia mulai merutuki dirinya sendiri. Entah kesal pada keadaan ini atau pada dirinya yang tak bisa melepas diri dari keadaan yang menyiksa dirinya sendiri.

"Bagaimana rasanya menjadi seorang kriminal?"

Sebuah suara yang tak asing di telinga Akazumi pun terdengar. Apalagi kata-kata yang diucapkannya membuatnya menegang di tempat seketika. Berapa kesialan yang ia dapat  hari ini, ya? Bahkan tak menyangka jika Iruma Jyuto sendiri adalah salah satunya.

" ... "

"Pasti kau sangat ketakutan, ya?" Sebuah suara khas langkah kaki pun terdengar makin jelas. Dia yang bernama Iruma Jyuto mendekat ke Akazumi, kemudian kembali berkata, "Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya? Cukup mudah untuk mengatakan kebenaran yang membuktikan jika aku tidak bersalah, 'kan?"

Akazumi tak ingin melawan, terlihat dari tangannya yang terkepal erat. "Kau adalah tersangka. Jangan banyak tingkah," katanya yang kemudian mulai melangkah menjauh dari Jyuto secepat yang ia bisa.

Sejenak Jyuto mengamati Akazumi yang kian menjauh dari pandangan mata. "Benarkah?" Ucapannya yang satu ini tidak menghentikan langkah wanita tersebut yang bersikeras meninggalkannya. "Aku yakin kau bukan wanita penjilat," tambahnya yang kali ini dapat membuat Akazumi berhenti melangkah. Cukup jauh jaraknya, namun tidak apa.

" ... Semua yang kulakukan ini demi dirimu juga, Kazumi."

Hening melanda di antara mereka. Cukup lama bahkan terasa tak ada kepastian saja. Namun, tidak lagi, ketika Akazumi mulai berbalik dan berkata, "Aku tidak membutuhkan bantuanmu-"

"-untuk saat ini?"

"-sampai kapanpun."

" ... Hm."

Ketika dirasa tak ada lagi yang perlu diutarakan pun Akazumi mulai melangkah pergi dengan segera. Cukup sudah beban hidupnya. Ia hanya ingin semua hal bodoh ini cepat selesai.

Sementara Jyuto menatap punggung kecil Akazumi yang terlihat sekali beban berat yang ditanggung wanita single sepertinya. "... Berteriaklah selagi kau bisa, Kazumi," batinnya yang kemudian menyalakan sepuntung rokok dan mulai menyesapnya.

To Be Continued
Story By LadyIruma

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com