Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

☐❜ : paralyzed ♡ྀ࿐ ˊˎ-

Namun, tidak pada polisi kelinci Yokohama yang menjadi target kliennya. Itu hanya akan mengundang bahaya. Bagi dirinya dan anak-anak asuhnya. Ia tak mau salah langkah walau sedikit saja.

Kebiasaan Akazumi adalah melihat anak asuhnya terlebih dahulu setiap malam secara rutin agar ia tahu apakah anak asuhnya itu telah terlelap dalam mimpi atau masih terjaga seperti sekarang ini. Meski begitu, Akazumi tak ada niatan memarahi, sebelum mengetahui alasan mengapa mereka masih terjaga jam segini.

Wanita berusia 27 tahun itu memasuki kamar tiga Yamada bersaudara, kemudian bertanya, "Apa yang membuat kalian masih bangun, hm?" Perlahan mendekati mereka yang tampak fokus melakukan sesuatu entah apa.

Seketika suara ibu asuh dari tiga anak Yamada itu terkejut, sebelum akhirnya menghentikan kegiatan berkreasi mereka, dan menatap Akazumi dengan senyum bahagia di masing-masing wajah anak Yamada. "Kami membuat ini!" seru ketiganya kemudian secara bersamaan seraya menunjukkan hasil kreasi masing-masing pada Akazumi tepat di hadapan ibu asuh mereka.

Sebuah kreasi kerajinan tangan sederhana yang sungguh bermakna bagi hati kecil Akazumi yang sempat ada di ambang menyerah, karena pekerjaannya yang menjeratnya dalam dosa.

"Ini untuk, Okaa-san!" Jiro berseru sambil menunjukkan hasil karyanya itu dengan semangat. Bahkan paling semangat di antara dua saudaranya.

Dan seperti biasa langsung ditimpali oleh Saburo yang berkata, "Bagaimana, Okaa-san? Cantik, kan?" Manik mata duonya tampak berbinar-binar. Entah karena senang atau mengharapkan reaksi terbaik dari ibu asuhnya.

"Um! Kami membuat ini untuk orang yang kami sayang! Pesan dari guru kami saat di sekolah. Nee, Jiro? Saburo?" kata Ichiro sambil bertanya kepada dua saudaranya yang segera dijawab dengan anggukan setuju dari mereka.

Semua hal kecil ini membuat Akazumi tak kuasa berkata pun air mata menjadi saksinya. Terlalu susah untuk menyampaikan betapa bahagia dirinya, setelah melewati rintangan berat, dan sekarang disuguh hadiah indah dari tiga sosok kecil yang ia rawat yang bahkan sama sekali bukanlah anak dari rahimnya. Namun, mereka memberinya banyak cinta. Melebihi dirinya yang seharusnya memberikan kasing sayang yang tak terkira pada mereka.

Setetes air mata yang baru saja dilihat oleh manik duo masing-masing Yamada bersaudara tersebut pun membuat hati mereka gundah. Ichiro, Jiro, dan Saburo saling beradu tatap seolah bertanya pada satu sama lain melalui kontak mata. Takut-takut apa yang mereka berikan malah membuat perasaan Akazumi makin parah. Ah, mereka jadi merasa bersalah.

Sebelum Ichiro, Jiro, dan Saburo menemukan jawaban atau alasan mengapa pun Akazumi mendadak memeluk mereka secara bersamaan dengan eratnya. "Terima kasih ... !" Tangisan haru itu masih mengalir bebas di pipi Akazumi. "Maafkan aku yang masih tak bisa menjadi ibu yang baik bagi kalian sampai saat ini," lanjutnya kemudian dalam batin.

Pelukan hangat dari seorang ibu yang bahkan tak melahirkan mereka secara biologis itu pun sebenarnya mengundang tangis. Ichiro, Jiro, dan Saburo memilih untuk memendam wajah mereka dalam dekapan Akazumi. Menyesapi aroma sang ibu asuh yang memberikan mereka cinta kasih seorang ibu yang sempat mereka alami, namun hilang dalam hitungan detik—mati.

Biarlah mereka seperti ini, sebelum masing-masing terlelap dalam mimpi. Terlebih Akazumi yang harus menghadapi hari esok yang penuh risiko nanti.

Setidaknya karena mereka, Akazumi tahu bahwa meski susah, bukan berarti ia tak berdaya. Tak ada alasan mengapa Akazumi harus menyerah.

Malam setelah menemani anak-anak asuhnya terlelap pun Akazumi melanjutkan pekerjaannya sampai selesai agar tak ada satu dari mereka yang nyawanya melayang.

To Be Continued
Story By LadyIruma

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com