☐❜ : rumor ♡ྀ࿐ ˊˎ-

Sepertinya Akazumi harus banyak belajar mulai dengan mendekatkan diri agar dapat memahami Yamada bersaudara ini di tengah statusnya yang juga merupakan pengacara walau kecil.
Dan permintaan tiga anak Yamada itu tentang kebersamaan yang terucap secara berturut-turut itu terngiang sekilas. "Waktu bersama ... ya?" gumam Akazumi seraya mengamati anak-anak asuhnya, kemudian mengumpulkan tenaga untuk dapat memposisikan diri menjadi duduk di ranjang. "Yosh!" katanya kemudian yang menarik atensi Yamada bersaudara.
"Ada apa, Okaa-san?" tanya Jiro dengan wajah penasarannya.
"Apakah kita akan jalan-jalan?" timpal Saburo dengan pertanyaan polos.
"Mana mungkin! Okaa-san sudah bekerja keras semalam!" tegur Jiro dengan nada sewot.
"Kau-!"
"Hora, hora, tenang dulu," ucap Ichiro bermaksud menahan kemauan bertengkar adiknya. Ia tak mau membebankan ibu asuhnya yang sempat lelah semalam dengan pertengkaran tidak masuk akal Jiro dan Saburo nantinya.
"Tidak. Saburo benar. Kita akan jalan-jalan," ucap Akazumi seraya mengelus puncak kepala Jiro dengan kekehan, ketika kembali melihat pertengkaran mereka yang kalau dipikir-pikut terkadang menggemaskan dan terkadang melelahkan. Bagaimanapun, dia harus memakluminya, secara mereka masih kecil, 'kan?
Ketiga anak Yamada itu berbinar. "Wah, benarkah?" tanya mereka bersamaan.
"Ya! Kita akan jalan-jalan sambil berbelanja! Tenang saja, ini tetap menyenangkan~" ucap Akazumi dengan senyum semangat yang membuat anak asuhnya bersorak senang.
Jalan-jalan ke mana pun akan terasa menyenangkan apabila melakukannya bersama dengan orang tersayang, seperti keluarga salah satu contohnya. Begitulah suasana keluarga kecil Akazumi yang sekarang tengah asyik berbelanja. Mengelilingi supermarket mencari bahan makanan sembari bercanda tawa. Tak lupa ada Yamada bersaudara yang saling membantu dalam mencari bahan persediaan di rumah agar tak memberatkan sang ibunda. Membuat Akazumi terkekeh dan terharu melihat mereka.
Dan sampailah mereka di tempat makanan ringan berada. Terlihat wajah Yamada bersaudara yang mulai berbinar melihat makanan ringan yang ada. Tentu saja mudah tergoda untuk anak kecil seperti mereka.
Akazumi tersenyum, kemudian berkata, "Saa, pilihlah dua makanan yang kalian suka, ya? Jangan jauh-jauh dari kakak kalian."
"Tentu, Okaa-san!" jawab ketiganya serempak yang kemudian berpencar melihat-lihat makanan ringan di sana.
Akazumi tertawa kecil, kemudian mengikuti anak-anaknya sambil melihat-lihat makanan ringan yang bisa ia jadikan sebagai persediaan, sebelum semua ketenangan itu sirna kala terdengar berita dari sebuah televisi di supermarket saat ini.
"Anda sudah jelas dinyatakan bersalah, Iruma-san."
"Bahkan setelah semuanya selesai?"
"Rumor itu masih berlanjut dan makin meluas di media massa."
"Rumor bukan kebenaran, Tuan Hae."
Apakah yang disebutkan di sana adalah Iruma Jyuto barusan? Yah, karena Akazumi tak suka berita dan tak pernah peduli terhadap media massa pun ia memilih untuk mengabaikannya begitu saja. Toh tak ada manfaatnya, namun malah menambah beban pikirannya nantinya. Apalagi menyangkut polisi menyebalkan tersebut seantero Yokohama. Lebih baik ia mengurus Yamada bersaudara.
Ah, ya, mereka. Akazumi sempat panik sejenak, ketika Yamada bersaudara tak ada di sekitarnya. Baru ingat jika mereka memilih makanan ringan. Tampaknya mereka masih seperti itu, membuat rasa Akazumi berkurang seketika, hingga Yamada tertua datang dan menarik-narik roknya seraya memanggik Akazumi, "Okaa-san." Dengan nada imut yang terselubung rasa khawatir di sana.
Kenapa rasanya seperti itu, ya? Akazumi dengan segala kepekaannya.
Akazumi menunduk untuk melihat ke arah Ichiro berada, kemudian mengulas senyum dan bertanya, "Ada apa, Ichiro?"
"Apakah benar dengan apa yang dikatakan para paman itu di sana?" tanya Ichiro seraya menunjuk ke arah televisi yang masih menayangkan berita yang sama.
"Tentu tidak, Sayang. Itu hanya rumor yang diperbesar secara sengaja. Tak mungkin polisi kotor mengotori tangannya sendiri, 'kan?" Akazumi mencoba memberi pengertian. Berharap dapat memuaskan keingintahuan anak asuhnya.
Meski faktanya Iruma Jyuto memang begitu adanya. Polisi kotor karena kelicikannya. Tak heran mendapat julukan yang sama seperti rumor yang tersebar belakangan.
"Tapi, mereka menyebut namamu, Okaa-san." Hal yang dikhawatirkan oleh Ichiro.
"Nama ... ku?" gumam Akazumi seraya kembali memusatkan atensinya pada televisi yang tak jauh dari pandangan mata. Ia mulai membuka pendengaran lebar-lebar tentang berita yang sama seperti sebelumnya.
"Kau menantang orang yang salah, Iruma-san."
"Yah, kenapa Anda tidak memanggil Min Akazumi yang merupakan pengacara andalan Anda? Mari kita buktikan di hadapan Hakim bersama tentang masing-masing dosa kita."
"Kau-"
Bahkan pengacara kecil sepertinya harus dihadapkan pada kasus yang mana nama seorang Min Akazumi menjadi jaminannya.
To Be Continued
Story By LadyIruma

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com