jealous
Kau duduk di sofa seraya mengelus seekor anjing putih berbulu tebal yang dibawa pulang Mystery beberapa waktu lalu. Anjing kecil itu tampak senang berada di pangkuanmu jika dilihat dari ekornya yang bergoyang cepat.
Namun sepertinya ada satu 'puppy' yang tidak senang dengan pemandangan itu.
Di sebelahmu, Mystery duduk diam. Poni lilacnya menutupi sebagian wajah, tapi bibirnya terlihat merengut menatapmu yang sejak tadi sibuk dengan anjing di pangkuanmu.
Tanpa berkata apa-apa, Mystery meraih anjing itu dari pangkuanmu dan meletakkannya di lantai bersama dua anak anjing lainnya yang sedang bermain-main.
Kau menatapnya heran. Namun sebelum kau sempat bertanya, Mystery bergerak untuk duduk di pangkuanmu, kedua tangannya memeluk lehermu erat disaat kepalanya bersembunyi di ceruk lehermu.
Hangat tubuhnya langsung mengusir semua udara di sekitarmu, membuatmu kaku beberapa detik sebelum akhirnya bisa bernapas lagi. Aroma samar sabun dan sesuatu yang khas dari Mystery memenuhi indera penciumanmu.
"Apa yang-" Suaramu tertahan ketika Mystery mengeratkan pelukannya, seolah takut kau akan mendorongnya.
"Kau mengabaikanku," ucapnya singkat, nyaris terdengar seperti tuduhan bernada manja dan sedikit merajuk.
Kau mengerjap sesaat sebelum tawa kecil lolos dari celah bibirmu. "Apakah kau cemburu?" tanyamu geli. Tanganmu terangkat mengelus rambutnya yang sudah mulai memanjang. "Kau sendiri yang membawa anak-anak anjing itu kemari."
Poni lilacnya bergeser sedikit saat Mystery mengangkat wajah, dan tatapan matanya yang biasanya tersembunyi terpaku penuh padamu. Ada sedikit kilatan kesal di iris matanya. "Iya, tapi agar kita bisa merawat mereka. Bukannya mencurimu dariku."
Senyummu melembut mendengar pengakuannya. Tanganmu menyingkap rambut di depan wajahnya dan memberikan kecupan kecil di keningnya. "Kalau begitu, kau hanya perlu bilang kalau ingin dipeluk," ujarmu pelan.
Mystery menatapmu beberapa detik, seolah menimbang sebelum kembali menyembunyikan wajahnya di lehermu. Pelukannya kali ini terasa lebih santai, tapi tetap erat seperti dia tidak berniat melepaskanmu dalam waktu dekat.
"Tidak perlu bilang," gumamnya, suaranya nyaris tenggelam di kulitmu. "Aku tinggal mengambil tempatku kembali."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com