Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

A : Asthenia

Ran tidak bisa menenangkan pikirannya. Meski waktu terus bergerak, rasanya dunia berhenti saat kabar itu datang—kabarnya. Kabar bahwa [Name] dilarikan ke rumah sakit setelah tertembak oleh seseorang yang tak dikenal.

Begitu misinya selesai, ia langsung meluncur ke rumah sakit tanpa sempat berganti pakaian, masih mengenakan jas yang penuh debu dan noda darah musuhnya. Langkahnya cepat, nyaris berlari menyusuri koridor putih yang terasa terlalu sunyi, terlalu steril, seolah mengejek kekacauan dalam dadanya.

Dan sekarang di sinilah dia. Duduk di kursi keras yang terasa terlalu kecil di samping ranjang rumah sakit tempat [Name] terbaring tanpa suara, tak sadarkan diri. Tubuh mungil itu tampak rapuh di balik selimut putih, dan bahu kirinya yang diperban menjadi saksi bisu bahwa timah panas pernah bersarang di sana.

Ran menatap wajah yang dikenalnya lebih dari siapa pun. Mata itu tertutup rapat, seakan sedang tertidur lelap, tapi napasnya yang berat dan mesin monitor yang berdetak tak teratur mengingatkan bahwa ini bukan tidur biasa.

Tangan Ran mengepal erat di pangkuannya. Jemarinya dingin.

Dia sudah mengirim Rindou dan yang lainnya untuk menyisir setiap sudut kota. Perintahnya sederhana: cari siapa pun yang terlibat, dan bawa padanya. Atau, jika perlu—habisi mereka di tempat. Tapi pelakunya. Pelaku yang menembak gadis ini. Orang itu milik Ran. Dan Ran akan menghabisinya dengan tangannya sendiri.

"Maafkan aku, [Name]..."

Itu bukan kali pertama ia menggumamkan kata itu. Bahkan mungkin sudah puluhan, entah berapa banyak. Tapi kalimat itu tetap keluar, pelan dan penuh sesal. Seolah jika ia mengucapkannya cukup banyak, luka di tubuhmu akan sembuh dan kau akan membuka mata.

Tapi itu tidak semudah itu. Tidak kali ini.

Ran menunduk, menyentuh tangan [Name] yang dingin, namun masih hidup—dan itu satu-satunya penghiburan yang bisa ia genggam saat ini.

Ia tahu. Dalam dunia seperti miliknya, tidak boleh ada kelemahan. Penjahat tidak seharusnya memiliki sesuatu yang bisa dijadikan titik lemah. Itu adalah aturan pertama yang diajarkan kehidupan jalanan padanya.

Dan Ran? Dia mengerti itu lebih dari siapa pun.

Tapi di balik pemahamannya yang tajam akan dunia hitam itu, ia tetap gagal. Karena hari ini, musuh telah menemukan titik lemahnya. Hari ini, dunia tahu siapa yang membuat hati Haitani Ran bisa hancur hanya dengan satu peluru.

Terbaringnya [Name] di ranjang rumah sakit ini—adalah bukti paling kejam bahwa ia telah mengecewakan gadis yang paling ia cintai. Dan dirinya sendiri.

.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com