01. Awalnya
"Apa kau yakin?"
"Yakin. Aku sudah tidak punya alasan lagi untuk hidup, sedangkan dia sangat menginginkannya. Aku sudah selesai, aku ingin dia diberi babak baru."
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
R E W A T C H
リウォッチ
(Menonton Ulang
𝐍𝐨𝐰 𝐥𝐨𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠. . .
⋘ 𝑙𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑡𝑎... ⋙
█████▒▒▒▒▒
⋘ 𝑃𝑙𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑤𝑎𝑖𝑡... ⋙
█████ 80%
ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇ!
██████ 100%
🏀
[Latar Belakang]
(Name) terlahir dari keluarga yang sederhana. Ibunya membuka usaha jus dan manisan buah. Sementara Ayahnya bekerja di pabrik kertas.
Kedua orangtua (Name) sangat menyayangi putri semata wayang mereka. (Name) tidak dibesarkan secara ketat dan penuh aturan. Namun, meskipun diberi kebebasan dalam hidupnya, (Name) tetap diajarkan hidup mandiri. Ia bahkan mulai belajar memasak di usia delapan tahun.
Meskipun gadis itu kurang pintar dan kerap kali membuat onar, (Name) tetap jadi kebanggaan. Mereka tak pernah membanding-bandingkannya dengan anak orang lain. Pokoknya, putri mereka adalah yang paling hebat. Pun kalau (Name) salah, mereka hanya menegur sewajarnya saja dan tidak sampai menyakiti fisik atau mentalnya.
Itulah memgapa, (Name) sangat menyayangi kedua orangtuanya.
[Tragedi]
Suatu hari, kedua orangtua (Name) harus pergi keluar kota untuk menjenguk nenek (Name) yang sakit keras. (Name) tidak ikutserta karena sedang ujian.
Namun naas, pesawat yang mereka tumpangi jatuh ke laut dan hanya sebagian penumpang yang dapat dievakuasi. Dan mirisnya, jasad kedua orangtua (Name) tidak dapat ditemukan.
[Problematika]
Setelah tragedi memilukan itu, hidup (Name) menjadi berantakan. Banyaknya tanggungan yang harus dilunasi membuat uang santunan cepat menipis. Beruntungnya, sahabat sang ayah datang membantu sebelum (Name) menyetujui pekerjaan bodoh yang disarankan salahsatu temannya.
Namun ternyata, ini bukanlah babak baru yang membahagiakan.
Kabar (Name) yang dirawat pria duda kaya diubah musuhnya yang berkedok sebagai teman menjadi gosip menjijikkan. Alhasil, (Name) yang seharusnya diberi banyak dukungan justru dijauhi karena dianggap perempuan tidak beres.
(Name), yang semula sangat ceria dan bersemangat itu berubah jadi sosok yang menyedihkan. Ia benar-benar kacau karena didatangi banyak cobaan sekaligus. Mentalnya sudah dihancurkan habis-habisan, hingga di funal lomba lari tingkat nasional, ia finish paling akhir.
(Name) hilang arah, ia benar-benar benci pada kehidupannya.
[Transmigrasi]
Homeschooling menjadi pilihan terbaiknya saat itu. Ia sudah benci pergi ke sekolah, benci kehidupan luar dan membenci semua orang.
(Name) menjalani kehidupan barunya di rumah saja. Kesehariannya; berkutat pada sosial media, bermain dengan tiga kucing peliharaannya, memakan buah mangga sampai kenyang dan membaca novel sampai ketiduran.
Sustu hari, ia merasa bosan dengan aktivitasnya yang itu-itu saja. (Name) berharap ada hiburan baru untuk mengisi kekosongannya.
Saat menjelajahi sosial media, ia menemukan sebuah cuplikan video karakter anime berambut merah yang melakukan gerakan ankle break. Pebasket muda yang menjabat sebagai Kapten itu sangat hebat di mata (Name) hingga membuatnya jatuh cinta.
Jatuh cinta, iya, jatuh cinta.
Bahkan, (Name) belum pernah jatuh cinta pada laki-laki manapun di dunia nyata. Bisa-bisanya karakter dua dimensi itu sukses mencuri hatinya.
(Name) yang penasaran dengan anime olahraga itu langsung saja menontonnya. Judulnya Kuroko no Basket.
(Name) kecewa berat. Ia kira, laki-laki bernomor punggung 4 itu adalah karakter utamanya. Ternyata Akashi Seijuro justru tidak menampakkan diri di season 1. Namun, (Name) tetap meneruskannya.
Ada banyak pria tampan di anime itu, tapi hati (Name) hanya terpikat pada pemuda berambut crimson dan bermanik heterokrom itu seorang. Ya, siapa lagi kalau bukan sang Kapten Akashi Seijuro. Sebenarnya, (Name) menyukai semua karakter Kiseki no Sedai, namun tidak sebesar rasa cintanya ke Akashi.
Terlepas dari sifat Akashi yang kejam di penampilan pertamanya, hal itu tidak membuat (Name) benci sedikitpun. Ia tetap mencintai Akashi-husbando dua dimensinya.
Menjadi fangirl karakter dua dimensi membuat tingkat halusinasinya berlebihan. (Name) bahkan berharap Akashi itu nyata dan bisa menjadi pacarnya atau bahkan suaminya. Sungguh imajinasi yang miris sekali.
Ketika semua episode sudah dia tamatkan, (Name) jadi kesepian lagi. Menurutnya, cerita Akashi dan teman-temannya terlalu cepat usai, harusnya anime sebagus itu dibuat sampai berpuluh-puluh season.
Terlebih lagi scene Akashi tidak terlalu mendominasi.
Barulah lima bulan yang lalu (Name) menamatkan anime itu, ia sudah sangat merindukannya. (Name) mencoba menonton anime olahraga lain agar bisa move on, tapi menurutnya tidak ada yang sebagus Koroko no Basket.
Sejak menonton anime itu. (Name) jadi maniak basket. Ia mencari tahu semua hal tentang basket. Bahkan membeli bolanya dan mencoba semua teknik yang ada di anime itu, terutama ankle break. (Name) juga mulai aktif berolahraga lagi setelah sekian lama mengurung diri di kamar.
Karena sangat merindukan Kuroko no Basket. (Name) memutuskan untuk rewatch atau menonton ulang.
(Name) mempersiapkan laptop berwarna pink pastelnya. Ia tinggal mencolok kabel pada stop kontak yang terletak di bawah kasur.
Tiba-tiba. Kucing-kucing (Name) yang sedang kejar-kejaran tidak sengaja menumpahkan segelas air minum. Alhasil, air itu mengenai stop kontak dan (Name) tersetrum.
.
.
.
.
.
(Name) membuka matanya yang terasa berat. Setelah matanya terbuka dengan sempurna, ia bangkit dari tempat tidurnya.
"Hah? Kamar siapa ini?!"
(Name) mengerutkan dahi, sangat bingung karena kamar berdominasi warna kelabu ini bukan miliknya. Gadis itupun mengedarkan pandangan ke segala arah.
"Aku di mana?"
(Name) menekan pelipisnya, berusaha mengingat-ingat kejadian sebelum ini. Akhirnya gadis itu berhasil ingat kalau ia hendak Rewatch Kuroko no Basket, kemudian ia tersetrum.
(Name) meneliti badannya, tapi tidak ada bekas gosong selayaknya orang tersetrum. Gadis itu bertambah bingung saja.
"Ini berarti aku hidup lagi? Atau aku mimpi? Arrghh." (Name) mengacak rambutnya sendiri karena frustrasi.
"Atau jangan-jangan aku masuk dunia lain?!"
Gadis itu benar-benar tak percaya jika dihidupkan kembali. Ia pun berjalan keluar untuk mendapatkan sebuah jawaban (Name) membuka kenop pintu dan dikejutkan oleh seseorang.
"Aku baru saja mau mendobrak pintu ini."
(Name) membelalak tak percaya. Hal itu lantaran sosok manusia dua dimensi tengah mengajaknya bicara. Pigur pemuda bersurai kelabu itu tengah memakai seragam sekolah yang sangat familier di kepala (Name).
"MAYUZUMI CHIHIRO?! A-apa benar kau Mayuzumi Chihiro?"
(Name) ingat. Mayuzumi Chihiro adalah salah satu karakter di anime Kuroko no Basket. Dia merupakan teman satu timnya Akashi dengan nomor punggung 5.
Mayuzumi mengernyitkan alisnya bingung. "Pertanyaan macam apa itu? Aku benar-benar Mayuzumi. Cepat mandi, SMA Rakuzan itu disiplin." Mayuzumi meninggalkan (Name) yang masih melongo tak percaya.
(Name) masih kesulitan mencerna apa yang dikatakan sosok berwujud Mayuzumi. "Dia benar-benar Mayuzumi?! Lalu, apa itu tadi? Dia menyuruhku cepat mandi karena mau ke SMA Rakuzan?"
(Name) pun menutup pintunya. Ia mendudukkan dirinya di ranjang seraya memikirkan perkataan Mayuzumi.
"Ini berarti, aku benar-benar berada di dunia anime Kuroko no Basket? AAAAA!!! Seijuro-ku jadi nyata!!!"
(Name) pun melompat-lompat dengan kegirangan. Saat lelah melompat, ia menemukan seragam abu-abu, ponsel, dompet serta tas yang bukan miliknya di pojok ranjang.
(Name) mengambil seragam itu dan nencobanya di depan cermin. Gadis itu tersenyum lebar. Ia pun berteriak lagi.
"Kyaaaa!!!"
(Name) segera melesat ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Sudah tak sabar menjadi siswi SMA Rakuzan. Sekolah yang sangat ia dambakan, jauh sebelum datang ke dunia ini.
🏀🏀🏀
(Name) dan Mayuzumi menuju sekolah dengan bus. Masih banyak yang (Name) ingin tanyakan pada Mayuzumi, tapi orang itu terlalu fokus membaca light novel.
Namun, rasa penasaran (Name) sangat besar. "Mayuzumi-san. Aku lupa, kenapa aku bisa tinggal di rumahmu?"
Mayuzumi bungkam, ia ikut bingung. Bagaimana bisa (Name) melupakannya?
"Mayuzumi-san?" panggil (Name) sekali lagi seraya mencolek lengan pemuda itu.
Mayuzumi menutup light novelnya dan menatap (Name) dengan bingung, "Kau benar-benar lupa?"
(Name) mengangguk. "Iya. Entah mengapa sewaktu aku bangun tadi, ingatanku terasa kosong. Yang kuingat hanya beberapa."
Meskipun sulit dicerna dengan akal sehat. Namun, Mayuzumi tetap menjelaskannya. "Kau itu anaknya sahabat ayahku. Kedua orangtuamu tewas karena kecelakaan pesawat, jadi ayahku yang merawatmu. Karena itulah kau tinggal bersamaku."
Raut wajah (Name) berubah sendu. Ini sama persis dengan kehidupannya di dunia nyata. Orangtuanya meninggal, dan ia dirawat teman ayahmya. Bedanya, ayah angkatnya dulu tak punya anak.
Mayuzumi yang menyadari perubahan wajah (Name) seakan merasa bersalah. "Harusnya aku tidak memberitahumu."
(Name) segera menormalkan raut wajahnya seolah tak terjadi apa pun. "Tidak apa-apa! Aku justru sangat berterimakasih pada keluargamu. Mohon bantuannya, ya? Sepertinya aku akan sering membuatmu repot."
"Ya." Mayuzumi menjawab singkat.
"Tapi Mayuzumi-san. Aku tidak melihat orangtuamu tadi."
"Mereka tinggal di Nagoya."
(Name) lega karena sudah tahu jawabannya. Ia memutuskan untuk menikmati saja kehidupannya yang sekarang.
Entah ini benar-benar nyata atau fatamorgana, (Name) tak peduli. Tujuannya di dunia ini adalah; ingin menjadi pacar Akashi!
Otak (Name) mulai merancang rencana-rencana. Mulai dari ingin bergabung jadi manajer klub basket hingga jadi anggota OSIS. Apapun akan ia lakukan agar bisa mencari kesempatan dekat dengan Akashi.
Setelah 20 menit perjalanan, akhirnya mereka berdua sampai.
(Name) berdecak kagum ketika sampai di gerbang SMA Rakuzan. Sekolah elit di Kyoto itu kini akan menjadi sekolahnya. Terdapat spanduk 'Selamat Datang Siswa-Siswi Baru' di sana.
"Mayuzumi-san, apa aku siswi baru?" tanya (Name) seraya mengamati SMA Rakuzan dengan antusias.
"Ya."
"Lalu, kau kelas berapa?"
"Kelas 3."
(Name) ingat itu.
Jika Mayuzumi kelas 3, itu berarti Akashi juga seangkatan dengan dirinya! (Name) dan Mayuzumi berjalan ke arah lapangan yang sudah seperti lautan manusia.
"Dengar (Name). Jika ada apa-apa hubungi aku, karena kau tanggung jawabku."
"Baiklah, terima kasih Mayuzumi-san."
Pemuda berambut abu-abu itu pergi. (Name) berjalan kearah siswa-siswi yang berbaris. Ia berusaha meneliti satu persatu orang di sana. Sosok yang ia cari masih belum terlihat.
Bel pun berbunyi, itu pertanda apel penyambutan siswa-siswi baru SMA Rakuzan akan segera dimulai. (Name) kedapatan berbaris di belakang.
Suasana bising itupun seketika sirna kala sang kepala sekolah naik podium. Setelah memberi sambutan kurang lebih lima belas menit, akhirnya kepala sekolah meresmikan kegiatan.
"Dengan ini, saya resmi membuka kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah SMA Rakuzan."
Semuanya bertepuk tangan, tak terkecuali (Name).
"Saya rasa cukup. Selanjutnya akan dilanjutkan oleh ketua OSIS. Tachibana Kenshi."
(Name) sudah menduga, Akashi belum menjadi ketua OSIS karena ia baru masuk. Mata (Name) tak henti-hentinya mencari sosok rambut merah mawar itu. (Name) daritadi berjinjit karena tubuhnya pendek.
Dapat!
(Name) menemukannya di barisan depan sebelah Kiri. Kaki (Name) terasa gatal dan ingin segera memeluk pujaan hatinya. Namun, ia harus menahan diri untuk tidak berbuat memalukan semacam itu di saat sekarang.
(Name) terus mengamati sosok itu dan tersenyum. "Semoga kita bisa sekelas," harapnya dalam hati.
✨⭐✨
Visual (Name) :

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com