02. Bertemu dengannya
Segala macam pidato penyambutan telah selesai. Kini seluruh kegiatan akan dihandle oleh para anggota OSIS.
Siswa-siswi baru akan dikelompokkan. Kelompok ini tidak sementara, tapi untuk satu tahun. Dengan kata lain, ini adalah pembagian kelas.
"1-A. Akiyama Fuyumi, Katsuki Kintaro, Nakano Yuki, Tanizaki Yamato, Akashi Seijuro."
Deg.
Jantung [Name] berdegup kencang tatkala nama pujaan hatinya disebut.
Nama-nama itupun membuat barisan sendiri. Netra [Name] tak pernah melepaskan pamdangannya dari si empu rambut merah. Menurut [Name] sosok itu tampak lebih tampan dari di anime. Ia tambah tak sabar ingin mendekatkan diri.
Gadis itu terus-terusan merapal doa dalam hati. Meminta dipersatukan dengan Akashi di kelas yang sama.
[Name] gelisah. Sudah banyak nama yang dipanggil namun namanya tak kunjung disebut. [Name] sempat berpikir kalau namanya di dunia ini akan berubah, tapi kartu identitasnya tertulis nama aslinya. Mayuzumi juga menanggil dengan nama aslinya.
"1-B."
[Name] berdecak kesal. Sudah tidak ada harapan lagi untuk sekelas dengan Akashi. Ia mengepal tangannya dan menghentakkan kakinya.
Untung saja tidak ada anggota OSIS yang menyadari tindakan (Name), itu karena ia berbaris di belakang. Bisa-bisa mereka akan tersinggung jika melihat (Name) seperti itu.
"Hirasawa Akane, Tanaka Haruki, [Full Name]."
[Name] melangkahkan kakinya dengan malas. Mengapa?! Meskipun sudah berada di dunia yang sama, namun Akashi masih sulit diraih?
Ia tak henti merutuk dalam hati.
Setelah selesai sampai ke 1-F. Mereka diarahkan ke kelas masing-masing. [Name] pasrah dengan kelas yang akan dia tempati. Setidaknya ia masih punya peluang untuk jadi manajer basket Rakuzan dan anggota OSIS.
✨⭐✨
Agenda di dalam kelas sudah selesai. Sekarang adalah waktu untuk beristirahat. [Name] belum mendapat satupun teman, itu karena kebanyakan dari mereka pernah satu SMP. Dan tidak mungkin ada yang mengenal [Name], sosok dari dunia berbeda. Ah, tidak. Di berkasnya tertera (Name) itu sebelumnya sekolah di negara paman Sam sana.
[Name] berjalan keluar kelas. Ia melangkahkan kakinya untuk mengintip kelas sebelah. (Name) berhenti di ambang pintu, ia meneliti satu-satu orang disana dan tak menemukan sosok Akashi.
Karena [Name] tidak menemukan sosok yang dia cari. Ia segera membalikkan badan dan kembali ke kelasnya. Untung saja keberadaannya tidak disadari karena orang-orang di kelas itu sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Dan betapa terkejutnya [Name] manakala berpapasan dengan seseorang yang sangat ia kenali.
"A-ka-shi Sei-ju-ro?"
Matanya membelalak, detakan jantungnya berpacu dengan cepat dan mulutnya sedikit menganga.
Di depannya benar-benar ada Akashi Seijuro!
Tak dapat dibendung lagi, netranya mengeluarkan lapisan bening. Gadis itu terharu. Ia sangat bahagia tatkala pertama kali bertemu dengan orang yang dia cintai, jauh sebelum datang ke dunia ini.
Sementara itu Akashi bingung. Ia merasa tidak melakukan hal yang membuat gadis di depannya menangis. "Mengapa kau menangis?" tanyanya dengan suara dingin.
Satu detik, dua detik.
[Name] tidak bisa menahan dirinya, tiba-tiba menghambur memeluk Akashi dengan erat. "AKASHI! Aku sangat mencintaimu Akashi. Aku mencintaimu," ucap [Name] setulusnya.
Dia sungguh tidak memikirkan kedepannya. Jika ini mimpi, setidaknya ia sudah mengungkapkan perasaannya dan tidak akan menyesal saat terbangun nanti.
Namun, sungguh, demi Tuhan ... ini bodoh sekali!
Ya, (Name) di dunianya memang selalu langganan di peringkat 15 besar dari 30 siswa. Tapi, tidakkah bisa gadis ini berpikir menggunakan logikanya? Ini tindakan yang sangat bodoh sekaligus memalukan!
Gadis itu memang orang yang bertindak tanpa pikir panjang.
Akashi mendorong tubuh [Name] dengan kasar hingga jatuh. Tatapan dari heterokromnya seolah merendahkan gadis yang tiba-tiba memeluknya itu. "Apa-apaan ini? Berani-beraninya kau memelukku. Cih. Dasar gadis tidak tahu diri! Orang tidak punya tata krama sepertimu sama sekali tidak pantas bersanding denganku. Berhentilah berkhayal terlalu tinggi."
Setelah melontarkan cibiran itu. Akashi pergi meninggalkan [Name]. Hati [Name] terasa tercabik-cabik setelah mendapatkan respon seperti itu atas pengakuan tulus cintanya.
Adegan mereka tadi disaksikan oleh banyak orang. Para perempuan pemuja Akashi (atau bahasa gaulnya fangirl) tertawa puas dan melontarkan berbagai cibiran pada [Name].
[Name] segera bangkit dan pergi menjauhi tempat itu. Ia melarikan dirinya ke sembarang arah. Sampai pada akhirnya ia menemukan taman yang terletak dibelakang sekolah.
[Name] menatap langit dengan sorot mata yang kosong. Gadis itu masih bingung perihal apa yang terjadi dengan kehidupannya hari ini, di dunia barunya ini.
Semesta memang enggan berpihak padanya lagi. Di dunia nyata ia menyedihkan, di dunia ini juga sama.
[Name] juga sangat menyesal. Tidak bisakah dirinya tadi menahan diri? Pada akhirnya, respon laki-laki yang dipujanya itu sangat buruk. Lagi pula perkataan si kaisar absolut itu ada benarnya, mereka sangat berbeda layaknya langit dan bumi.
Setelah dicampakkan seperti ini. Rasa cintanya tidak ada lagi. Yang ada hanyalah amarah dan benci.
.....
Tahan emosiii-_- cerita masih panjang! Tapi kalau mau berhenti juga gak apa-apa :)
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com