Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

04. Di Luar Kendalinya

Hari terakhir MOS digunakan khusus promosi klub dan tak ada kegiatan di dalam kelas. Para siswa/i baru diarahkan ke aula untuk menyaksikan penampilan dari seluruh klub SMA Rakuzan.

(Name) malas sekali menontonnya. Ia benar-benar tak betah di sekolah ini. Namun (Name) bisa apa? Sudah untung orangtuanya Mayuzumi sudi merawatnya ditambah lagi disekolahkan, sudah keharusan bagi (Name) untuk menghargainya.

Penampilan telah selesai dan bel istirahat berbunyi. Para senior menyebar untuk memberikan selebaran klub pada siswa baru. Berbagai macam cara mereka lalukan untuk menarik minat.

"Bergabunglah dengan klub musik!"

"Karateee! Hiyaaa! Bergabunglah dengan klub karate!"

"Bergabung dengan klub volly gratis poster haikyuu!"

"Baskeett!"

(Name) berbalik. Ia mencari sumber suara itu dan melihat ada seorang senior berlagak kemayu di sana. (Name) segera menghampirinya.

"Senpai. Aku mau bergabung dengan klub basket."

"Araa, ini klub basket putra, apa kau mau bergabung sebagai manajer?" tebak Mibuchi.

(Name) mengangguk mantap. "Iya."

Mibuchi menyerahkan satu lembar brosur pada (Name). "Kau pasti tahu tentang tim basket Rakuzan. Kami membutuhkan manajer yang sesuai standar."

(Name) menerima brosur itu. Dia pun mengangguk. "Baik senpai, saya paham dan sudah yakin untuk bergabung."

Mibuchi bersiap menulis di papan dadanya. "Siapa namamu? Dari kelas berapa?"

"(Full Name) dari kelas 1.B," jawab (Name).

"Alasanmu bergabung?"

"Sangat menyukai olahraga basket dan ingin membantu menyukseskan klub basket Rakuzan."

"Baik. Sampai jumpa nanti sore di gimnasium (Name)-chan." Mibuchi tersenyum ramah.

"Terima kasih senpai."

(Name) berjalan lagi dan berpapasan dengan orang yang sangat ia benci setengah mati. Akashi memandangi (Name) dengan tatapan mengintimidasi khasnya. (Name) yang sangat risi dengan tatapan Akashi pun langsung melabrak pemuda itu.

"Apa!??? Kenapa kau melihatku seperti itu padahal aku cuma diam saja? Apa kau kira aku ikut basket demi dekat denganmu? Tidak, Bakashit!" cerocos (Name) tanpa disaring dulu. Entah apa yang merasukinya hingga berani menantang seorang Akashi Seijuro.

Gadis itu pun pergi dan menambah laju kecepatannya.

Namun, Akashi berhasil menangkap lengannya. Akashi menyeret paksa gadis itu ke suatu tempat. Orang-orang— lebih tepatnya fangirl garis keras Akashi yang melihat itu melayangkan tatapan; mampus!

"Heeh, lepaskan aku Bakashi! Dasar sinting!"

Akashi menghantamkan tubuh (Name) pada tembok. Ia mengunci pergerakan gadis itu agar tidak bisa lari.

"Kau itu benar-benar gadis yang tidak tahu diri. Jangan seenaknya mengubah nama margaku. Tundukkan pandangan serta pelankan suaranu saat bicara denganku!"

(Name) (masih belum) merasa takut.

"Ckckck. Memangnya kau siapa, hah? Kita ini sama-sama manusia. Bedanya, kau punya marga orangtuamu untuk disombongkan," cibir (Name) yang sudah kepalang jengkel.

Sungguh mulut (Name) itu sulit dikendalikan jika sudah marah. Gadis itu sama sekali tak memikirkan konsekuensi menentang laki-laki di hadapannya. (Name) ini ... benar-benar orang yang impulsif; sulit mengendalikan diri dan tak berpikir panjang.

Manik dwiwarnanya menyorot murka. Akashi mencengkram leher gadis itu, ia mencakarnya hingga berdarah. "Beraninya kau! Aku akan membunuh siapa pun yang menentangku, walaupun itu orangtuaku sendiri!"

"Arghhh ... aduh ..." (Name) merintih kesakitan.

Sakit.

Cakaran Akashi semakin menggila. (Name) berusaha kuat menahan dirinya untuk tidak menangis. Ia tidak mau terlihat lemah.

Tapi dirinya sudah tak kuat, karena Akashi kini mencekiknya.

Lapisan bening mengucur deras dari pelupuk mata (Name) hingga membanjiri pipinya. "Ber-hen-ti ... A-ka-shi," mohon (Name) dengan terbata dan tak jelas karena pita suaranya tercekik.

Akashi menyeringai. "Hee? Sudah menyerah ya?" Akashi melepas tangannya dari leher (Name).

(Name) jadi batuk-batuk setelah dicekik begitu. Untung saja nyawamya tidak melayang. Untuk saat ini, (Name) berusaha mengumpulkan pasokan oksigen yang tadi sempat sulit didapatkan. Napasnya terengah-engah.

"Aku lepaskan karena memberimu kesempatan. Semoga kau bisa berubah." Setelah mengucap itu. Akashi pergi meninggalkan (Name), tubuh (Name) merosot tak berdaya.

(Name) menyesali perbuatan bodohnya yang terlalu berani menantang Akashi tadi. Dirinya dikendalikan oleh amarah dan bencinya. Apa yang dia dapat? Luka. Luka fisik dan luka batin.

✨⭐✨

Sore harinya, seluruh anggota klub basket Rakuzan berkumpul di gimnasium. Termasuk Akashi dan Mayuzumi.

Pelatih menguji anggota baru dengan bertanding melawan anggota senior. Hasilnya kemenangan telak dari anggota junior berkat adanya Akashi

"Wah! Sei-chan hebat, cocok jadi kapten baru!" puji Mibuchi. Mibuchi ini termasuk juga fangirl, ah, ralat fanboynya Akashi.

"Dialah mantan Kapten Kiseki no Sedai," ucap Nebuya.

"Sugoi! Dia memang hebat, aku ingin sepertinya!!!" tambah Hayama dengan penuh rasa kagum, hingga ada efek cling-cling dari matanya.

Eiji Shirogane—Pelatih basket Rakuzan itu meniup peluit panjang. "Semuanya berbaris."

Seluruh anggota basket junior maupun senior pun berbaris.

"Akashi Seijuro. Kau terpilih jadi anggota reguler. Dan menjabat sebagai Kapten baru."

Semua orang bertepuk tangan untuk Akashi karena menurut mereka memang layak. Akashi hanya tersenyum puas, merasa bangga atas dirinya sendiri.

"Anggota yang lain harus lebih banyak berlatih untuk masuk tim reguler," tambah Eiji.

"Baik pelatih," sahut seluruhnya.

Eiji meneliti seisi gymnasium. "Aku dengar ada calon manajer baru. Dimana dia?"

Ya, (Name) lah yang dimaksud. Satu-satunya orang yang mendaftar sebagai manajer hanya (Name).

"Aku di sini."

Seluruh pasang mata gymnasium tertuju pada (Name). Gadis cantik yang terlilit syal hitam itu berjalan ke tengah lapangan. Ia mencuri seluruh atensi kaum adam.

Akashi melihat syal yang melilit di lehernya, ia yakin itu untuk menutupi cakaran tadi.

"Wah, cantiknya!"

"Aku betah latihan seharian kalau manajernya cantik."

"Kawaii."

(Name) membungkukkan badannya di depan pelatih. "Maaf karena terlambat."

Sebenarnya (Name) ingin mengurungkan niatnya bergabung klub basket. Namun, (Name) harus ikut klub ini karena wajib mengikuti satu klub.

Rencananya, ia ingin masuk ke klub lari saja. Tapi (Name) tidak tahu klub itu sebenarnya ada atau tidak di sekolah ini. Sebab, tidak ada senior klub lari yang turun promosi, ataukah mungkin (Name)nya saja yang tak melihat gara-gara insiden itu.

Dan alasan kuat (Name) memilih klub basket agar semakin dekat dengan Kisedai.

"Lain kali kau harus disiplin," ujar Eiji dengan tegas.

Akashi maju dengan langkah angkuhnya. "Biar aku yang menghukum orang yang tidak tahu aturan ini."

Entah mengapa. Atmosfer di gimnasium terasa mencekam setelah Akashi mengucap kalimat itu.

"Apa kau punya hak untuk menghukumnya?" bantah Mayuzumi yang sampai rela keluar dari karakternya. Ini karena ia menepati janji sang ayah untuk selalu menjaga gadis itu. Tentu saja, ia akan selalu membela dan memihak (Name).

Seisi gimnasium terkejut karena daritadi tak melihat pemuda itu. Hawa keberadaannya memang sangat tipis.

"Tentu saja ada. Aku Kapten kalian di sini," jawab Akashi dengan telak. Sementara Mayuzumi memgepalkan tangan, rahangnya mengeras, geram.

Akashi berada tepat di depan (Name). "Lari 25 kali putaran," titahnya.

Ya, (Name) masih suka berlari dan tak masalah dengan hukuman itu. Tapi (Name) enggan menurut. Ia geram dihukum sosok yang bertanggung jawab atas keterlambatannya hari ini. (Name) beristirahat di UKS karena badannya tadi sangat lemas.

"Ini perintah. Perintahku adalah mutlak," ucap Akashi dengan penuh penekanan.

"Benar. Kau harus dihukum agar tak mengulangi ini lagi," dukung Eiji.

(Name) terpaksa menurut saja walaupun badannya masih sedikit lemas. Sepanjang langkahnya, gadis itu menyumpah serapahi Akashi karena selalu disengsarakam.

Mayuzumi ingin menggantikan (Name) berlari. Tapi pelatih melarang dan memarahinya.

Di putaran terakhir. Napas (Name) sudah tersengal sengal. (Name) sangat menyesal telah jatuh cinta dengan si bengis itu.

Akhirnya, (Name) bisa menyelesaikan semua putaran. Ia melesat ke bangku cadangan dan segera menyambar botol minuman yang disodorkan Mayuzumi. Saking hausnya. (Name) menghabiskan botol itu hingga tak bersisa.

Eiji menghampiri (Name). "Fisikmu sangat kuat untuk ukuran perempuan. Kau benar-benar sesuai standar tim Rakuzan."

(Name) tersenyum ketika dipuji. Perkataan pria itu membuat lelahnya sedikit terbayar. "Terima kasih pelatih."

Para anggota mulai berlatih. (Name) mengamati dan mencatat analisanya di buku. Setelah selesai, (Name) menyerahkan catatannya pada pelatih. Pelatih pun terkesan karena hasil analisa (Name) bagus dan detail.

Sejak menonton anime kuroko no Basket. (Name) jadi mencari tahu segala hal tentang basket. Itulah mengapa dia bisa melakukannya dengan baik.

"Kau lulus jadi manajer tim Rakuzan," ucap Eiji.

(Name) senang setelah mendengar itu. "Terima kasih pelatih, mohon kerja samanya."

✨⭐✨

Kali ini (Name) tidak pulang bersama Mayuzumi. Seusai latihan basket. Mayuzumi langsung pergi ke tempat temannya untuk mengerjakan tugas kelompok.

Mayuzumi sudah berpesan agar langsung pulang dan tidak usah kemana-mana. Namun, gadis itu tidak mengindahkannya. (Name) tidak langsung pulang.

(Name) singgab ke suatu taman yang terletak di dekat sekolahnya. Hari ini sangat berat baginya. Ia ingin mencari ketenangan sejenak.

Suasana taman itu kebetulan sangat sepi, Bahkan tidak ada orang selain dirinya. (Name) merasa puas menumpahkan segala kesedihannya di sana.

"Wah. Ada gadis cantik!"

✨⭐✨

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com