10. Kepulangannya
Kepulangannya dipercepat. (Name) tidak menaiki bus dan lebih memilih naik kereta shinkansen saja agar cepat sampai. Sewaktu diusir dari rumah Akashi pagi tadi, ia langsung kembali ke penginapan untuk beres-beres dan check out.
Hinaan Akashi tentu saja masih terngiang-ngiang di telinganya. (Name) jadi semakin membencinya setengah mati.
(Name) benar-benar tidak menyangka kalau akhirnya akan seperti ini. Berkonflik lagi dengan Akashi adalah sesuatu yang buruk, raja iblis itu pasti akan menyusahkannya lagi di klub basket.
Tapi (Name) enggan meminta maaf lagi.
(Name) mengenyahkan sejenak pikiran tentang raja iblis sialan itu. Ia merogoh ponsel di tasnya dan membuka pesan Mayuxumi.
From : Mayuzumi Chihiro
Oi.
Kau pulang jam berapa?
Kira-kira 1 jam lagi aku sampai.
Aku naik kereta. Jemput ya^_^
Ya.
(Name) pun membuka banyak pesan masuk yang belum dibukanya sejak semalam. Ia membalas satu persatu.
From : 0xxxx05
Ini Aomine.
Oh Ahomine. Baiklah, aku akan kabari kalau kesana lagi.
Jangan lupa bawakan oleh-oleh dari Kyoto, ya, aho.
Kalau minta oleh-oleh. Setidaknya jangan pakai 'Aho!'
Tapi kau memang aho.
Ngomong-omong, apa kau pernah ke Kyoto?
Pernah, tapi sudah lama sekali. Memangnya kenapa?
Gadis di Kyoto seksi-seksi & dadanya besar.
Benarkah? Kenalkan padaku.
Tentu saja, aku akan bawakan sebagai oleh-olehmu.
Kuakui, walaupun kau aho, tapi berhati baik.
Oh tentu. Tapi ada satu syarat.
Apa? Traktir ramen 2 porsi lagi?
Bukan. Tapi menikahlah dengan waria itu.
Hehehe.
AHO!!!
From : 0xxx10
Yo, (Name)? Ini Kagami.
Kalau kau kehabisan pulsa lagi. Hubungi aku saja.
Yang ini saja masih banyak sekali Kagami-kun.
Aku ikut bingung, bagaimana cara menghabiskannya?
Telpon pacarmu sampai bibirmu dower.
Aku jomblo Kagami-kun.
Kasihan
//Syukurlah
From : Himuro Tatsuya
(Name)? Aku izin memberikan kontakmu pada Atsushi ya.
Dia memintanya.
Boleh Himuro-san.
From : 0xxx09
(Name)-chin? Ini Murasakibara.
Aku dapat kontakmu dari Muro-chin.
Baiklah Mu-kun, aku akan simpan kontakmu :)
(Name) tersenyum. Bertukar pesan dengan mereka membuat moodnya semakin baik. Setelah Aomine, Kagami, Himuro dan Murasakibara, berarti ada tiga orang lagi yang belum mengiriminya pesan.
Kuroko, Kise dan Midorima.
(Name) baru ingat, kalau dirinyalah yang meminta kontak tiga orang itu duluan.
To : Kuroko Tetsuya
Tetsuya-kun, ini (Name).
Aku sudah pulang. Padahal aku belum puas jalan-jalannya :'(
Oh (Name)-san.
Jangan sedih (Name)-san. Kalau kau pulang lebih cepat, kau punya banyak waktu beristirahat.
Biar besok tidak lelah saat di sekolah.
Tetsuya-kun memang pengertian :)
Kalau aku kesana lagi. Akan kubawakan oleh-oleh untukmu Tetsuya-kun.
Tidak usah repot-repot begitu (Name)-san. Oh, iya, apa kau menikmati liburanmu?
Tidak repot kok. Tentu, aku senang sekali Tetsuya-kun.
Baguslah kalau kau senang (Name)-san.
To : Kise Ryouta
Ryouta-kun. Ini aku (Name). Lucky fans kelima mu:) Apa kau masih ingat?
Fans-chan:) Tentu saja aku mengingatmu-ssu. Malah kau yang paling aku ingat.
Karena kau yang paling cantik & kawaii-ssu.
Aku langsung menyukaimu pada pandangan pertama-ssu.
Aku jadi malu Ryouta-kun:')
Ryouta-kun juga tampaannn kok :)
Hehehe. Ngomong-omong, kau baik-baik saja kan waktu menerobos kerumunan itu? Secara mereka brutal sekali-ssu.
Aku mau turun menolongmu. Tapi dilarang keras oleh manajerku.
Aku tidak apa-apa Ryouta-kun.
Syukurlah (Name)-chan.
To : Midorima Shintaro
Midorima-kun. Ini aku (Name). Simpan kontakku ya.
Kau siapa? Aku tidak mengenalmu nanodayo.
Ini aku Midorima-kun. Yang kemarin bertemu denganmu di lapangan basket.
Apa aku tidak memperkenalkan diri?
Oh orang Kyoto itu.
Kenapa kau menghubungiku nodayo?
Tentu saja. Aku mau akrab denganmu.
Jangan ganggu aku nodayo.
Hidoii:')
✨⭐✨
(Name) sudah turun dari kereta. Gadis itu daritadi celingak-celinguk mencari sosok bersurai kelabu itu.
Oh...
Ia baru ingat kalau Mayuzumi punya hawa keberadaan yang tipis. Mencarinya di tempat sepi saja susah, apalagi dikerumunan seperti ini.
Pundak (Name) pun di tepuk. "Aku di sini."
Gadis itu menoleh ke belakang dan langsung menghambur di pelukan sosok yang sangat ia rindukan. Mayuzumi juga sama. Ia sangat merindukan (Name) meramaikan rumahnya. Meskipun ia tidak menyukai orang berisik, tapi pengecualian untuk (Name).
Mayuzumi mengelus rambut (Name) dengan lembut. Ia sangat khawatir karena tidak berada disisi gadis itu. Biasanya dialah sosok yang selalu menemani (Name), rasanya sangat hampa kalau (Name) tidak ada.
"Ayo pulang," ujar Mayuzumi.
(Name) melepas pelukannya dan mereka bergegas pulang ke rumah.
Kebanyakan manusia akan banyak tanya pada seseorang yang baru saja berlibur. Tapi tidak dengan Mayuzumi, pemuda itu hanya diam saja dan masih sempat sempatnya berjalan sambil membaca light novel.
(Name) kesal karena Mayuzumi mengacuhkannya. Padahal si kelabu itu sering sekali mengiriminya SMS untuk menanyai kabar. (Name) pun merampas bacaan Mayuzumi dan menjewer pemuda itu.
"Oh, Mayuzumi-san! Kenapa kau diam saja? Padahal kau sangat mencemaskanku," ucap (Name) sambil cemberut.
Mayuzumi menyingkirkan tangan (Name) dan merampas kembali light novel itu.
"Dasar aneh!" ledek (Name) seraya menoyor kepala Mayuzumi.
Sesampainya di pintu. (Name) mengendus bau enak. Gadis itu langsung berlari ke meja makan karena mencium aroma sup ayam dan puding mangga buatan Mayuzumi.
(Name) langsung mencomot puding itu. Setelah habis, ia mengambil nasi dan lauk banyak-banyak.
Mayuzumi mengernyitkan alisnya heran. "Oi! Apa di sana kau tidak makan?"
"Akwu mawkan diwswana hwampwir swetiawp jwam." (Aku makan disana hampir setiap jam).
"Lalu kenapa kau makan seperti orang kerasukan?"
Uhuk Uhuk
Mayuzumi segera menyodorkan (Name) segelas air minum. "Pelan-pelan saja bodoh!"
(Name) pun meminum itu dan tersenyum pada Mayuzumi. "Lagian masakanmu enak sih. Di sana tidak ada yang seenak ini."
Mayuzumi hanya diam saja. Tapi didalam hati dia senang.
Seusai makan. (Name) merogoh tasnya dan mengambil oleh-oleh yang sudah ia siapkan. "Ini oleh-oleh dariku."
Mayuzumi mengambilnya. "Terima kasih." Pemuda itu senang dengan makanan yang dibawakan (Name) karena itu favoritnya.-Kusaya*; sejenis ikan asin yang difermentasikan. Dan gantungan kunci berbentuk bola basket.
Tentu saja (Name) tahu makanan favorit Mayuzumi. (Name) sering melihatnya memakan itu.
Sementara (Name) langsung pergi ke kamarnya. Gadis itu menaruh tasnya dan merebahkan diri di kasur. Ia memikirkan kembali pengalamannya kemarin yang seru, tapi ada juga bagian yang menyakitkan.
"Akashi sialan! Raja iblis sinting!!!" sungut (Name) sambil melempari bantal. Ia sangat kesal Akashi benar-benar merusak liburannya.
Guna menghindari moodnya semakin buruk gara-gara memikirkan Akashi. (Name) segera keluar kamarnya dan ingin mengganggu Mayuzumi. (Name) membuka pintu kamar pemuda itu dan tidak ada orang.
Atau mungkin tidak terlihat saja.
(Name) memicingkan mata ke segala sisi dan tidak menemukan yang dia cari. (Name) pun berjalan ke pintu kamar mandi dan mengetuknya.
Dan tidak ada jawaban.
"Mayuzumi-san, cepat tampakkan dirimu!"
Hening.
Dua menit tidak ada jawaban, berarti Mayuzumi memang tidak ada di sana. (Name) pun keluar kamar itu dan teriak-teriak memanggil Mayuzumi. Cara ini dijamin sangat ampuh, karena dengan mudah memancing amarah Mayuzumi yang tak suka keributan.
Tapi tetap saja, Mayuzumi tidak menyahut. Tidak mungkin jika ia keluar rumah tanpa memberi tahu (Name). Walaupun pendiam begitu. Setiap kali dirinya pergi, penuda itu selalu memberi kabar.
(Name) membuka pintu belakang dan mendapati Mayuzumi sedang membetulkan rantai sepeda. Banyak sekali benda berserakan, mulai dari kunci-kunci, sekaleng cat dan kuasnya, serta ember yang terisi setengah.
Gadis itupun segera menghampirinya. "Sepeda siapa ini Mayuzumi-san?"
"Punyaku," jawabnya singkat, padat dan jelas.
(Name) mengamati sepeda itu dengan senang. "Wah. Sepedanya bagus sekali Mayuzumi-san! Besok kita ke sekolah pakai ini ya? Biar cepat sampai dan tidak buang ongkos."
"Ya."
Sepertinya kosakata yang diketahui Mayuzumi-san sangat dikit, aku harus membelikannya kamus Bahasa Jepang! Batin (Name).
Mayuzumi pun selesai membetulkan rantai itu dan mengelap tangannya yang terkena oli.
"Mayuzumi-san. Ayo jalan-jalan pakai sepeda ini!" seru (Name) dengan bersemangat.
"Kau tidak lelah?"
"Tidak. Ayolah!"
Mayuzumi pun memutar arah sepeda abu-abu itu dan menaikinya. "Ayo."
"Yeay!"
(Name) pun langsung duduk di jok belakangnya dan memegang pinggang Mayuzumi. Si kelabu itu mengayuh sepedanya dengan santai mengelilingi jalanan Kyoto. Untungnya cuaca sore ini tidak terlalu panas.
Sebenarnya, dia membeli sepeda itu dari teman sebangkunya yang butuh uang, Mayuzumi pun sedikit memolesnya agar terlihat bagus.
(Name) hanya mengamati pemandangan sekitar. Sebenarnya ia ingin menceritakan liburannya pada Mayuzumi daripada suasananya canggung begini, tapi (Name) tidak mood membicarakan itu karena bisa teringat Akashi lagi. Lagipula, Mayuzumi pasti hanya menanggapi ; oh, ya, hmm. Atau bahkan tidak peduli sama sekali.
"Aku mau mampir ke toko buku," kata Mayuxumi membuyarkan lamunan (Name).
"Pasti mau beli light-novel, 'kan?"
Dijawab dengan deheman.
Sepeda mereka terhenti di toko buku, mereka pun memasuki toko huku itu. Mayuzumi mengambil salahsatu light-novel dan membacanya.(Name) berjalan ke sisi lain untuk mencari buku yang menurutnya menarik. Ia melihat kamus bahasa Jepang dan teringat sesuatu...
(Name) mengambilnya dan mencari buku yang lain. Tibalah (Name) ke rak yang berjajar buku tentang olahraga. Ia menemukan banyak buku tentang cabang olahraga favoritnya. (Name) pun mengambil buku 'Tips & Trik Menjadi Manajer Basket Yang Baik'.
"Banyak sekali buku yang kau ambil. Aku tidak membawa cukup uang," ujar Mayuzumi yang tiba-tiba ada di samping (Name).
Gadis itu tidak kaget lagi. Ia sudah semakin terbiasa dengan hawa keberadaan pemuda kelabu itu. (Name) pun meraba-raba sakunya dan tidak menemukan dompetnya. Oh, iya, dia baru ingat kalau dompetnya di dalam tas.
Mayuzumi memerhatikan buku-buku yang dipegang (Name). "Kamus itu tidak perlu, aku punya kalau kau butuh," tambahnya.
(Name) melirik sekilas kamus yang dipegangnya. "Oh. Kamus ini sebenarnya untuk Mayuzumi-san, karena kau itu sangat miskin kosakata."
Mayuzumi memukul kepala (Name) dengan light-novelnya. "Dasar bodoh."
"ittai." (Name) mengelus kepalanya.
Setelah itu, mereka berjalan ke kasir dan membayarnya. Mengingat uang yang dibawa Mayuzumi pas-pasan. Buku yang dibeli (Name) hanya yang tentang manajer saja karena itu prioritas.
Mereka pun keluar toko buku itu dan menuju sepeda abu-abu. Mayuzumi meletakkan plastik belanjaan itu ke keranjang. Dan (Name) menaiki jok belakang.
Mereka mengelilingi jalanan Kyoto hingga senja hari.
....
#TeamMayuzumi
#TeamAkashi
#TeamSalahsatuKisedai&Kagami&Himuro.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com