Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

39. Menguak Masa Lalunya.

Warning : Part ini bikin pusing.

(Ft/n) = Father Name.

✨⭐✨

Mayuzumi menghentikan aktivitas membaca light-novelnya tatkala terdengar suara ketukan. Pemuda berambut kelabu itu bergegas turun dari ranjang dan berjalan ke pintu depan dengan malas. Scene yang dibaca sedang seru-serunya, tapi malah diganggu oleh tamu itu.

Saat membuka pintu, tampak figur laki-laki bertubuh jangkung dengan rambut hitam yang poninya menutup sebelah mata. Mayuzumi merasa seperti pernah melihat orang itu, tapi entah di mana.

"Apa benar ini kediaman Mayuzumi?" tanya pemuda itu dengan ramah.

"Benar," jawab Mayuzumi datar.

"Aku Himuro Tatsuya." Himuro mengulurkan tangan kanan dan langsung dijabat oleh Mayuzumi.

"Aku Mayuzumi Chihiro." Mayuzumi membalas perkenalan Himuro.

"Bisa kita bicara Mayuzumi-san?"

"Masuklah."

Himuro melepas sepatunya, menaruh di rak yang telah disediakan. Himuro mendudukkan diri pada sofa panjang yang bersebrangan langsung dengan Tuan rumah.

Melihat Himuro yang mengusap peluh di wajah membuat Mayuzumi tergerak untuk menawarkan minum. Saat ditanyai apa minuman yang diinginkan, pebasket asal Akita sekaligus pawang Murasakibara Atsushi itu menjawab; 'seadanya saja'.

Mayuzumi pun membuatkan teh hijau. Sebab, persediaan kopi sudah habis. Kopi memang disetok untuk Mayuzumi seorang diri (karena (Name) tidak menyukainya). Gadis itu lebih memilih menyetok jus mangga kaleng sampai dua kardus.

"Arigatou Mayuzumi-san." Himuro mengangkat cangkir lantas menyeruput teh hijau khas Kyoto itu.

Setelah puas dengan tehnya, Himuro meletakkan cangkir pada tatakan keramik. Ia menarik napas, memulai pembicaraan yang terbilang cukup serius.

"Niatku kemari karena ingin membicarakan tentang (Full Name)."

Mayuzumi menerka-nerka, apa sebenarnya yang ingin dibicarakan tentang (Name)? Mayuzumi tak sabar menunggu Himuro melanjutkan kalimatnya.

"Aku baru mengetahui kalau dia adalah sepupuku."

Himuro pun bercerita.

Dari awal pertemuannya dengan (Name), Himuro sudah merasa ada ikatan antara dirinya dengan gadis itu. Alasan terkuatnya karena fitur wajah (Name) nyaris mirip dengan pamannya yang sudah tewas.

Terlebih saat gadis itu menyebutkan nama marganya. Himuro ingin bertanya langsung pada (Name) detik itu juga. Namun, rasanya tak sopan tiba-tiba mengorek informasi saat pertama kali bertemu.

Maka dari itu Himuro memutuskan untuk mendatangi kantor ayahnya di Osaka saat senggang.

"Aneh sekali." Mayuzumi menanggapi cerita Himuro yang dirasa tidak masuk akal. "Dia itu lupa ingatan, jadi wajar kalau dia tidak mengingatmu sebagai sepupunya. Memangnya selama ini kau tidak tahu bibi dan pamanmu itu punya anak?"

"Itulah masalahnya. Aku selama ini belum pernah sama sekali melihat wajah anak pamanku itu." Himuro mengembuskan napasnya sejenak. "Kehidupan rumah tangga pamanku itu sangat tertutup rapat. Terlebih lagi ayahku dan pamanku itu tidak terlalu akrab karena jarang bertemu. Ayahku hanya tahu sedikit saja informasi tentang (Name)."

"Ayahku bilang, (Name) selama ini disembunyikan dari dunia luar. Dia hidup terisolasi di mansionnya sampai harus mengenyam pendidikan secara homeschooling," ungkap Himuro.

"Mansion? Keluarganya sekaya itu?" Mayuzumi tak habis pikir. Dia kira, ayah (Name) itu bekerja di sektor ekspor impor juga seperti ayahnya. Mayuzumi memang tak banyak tanya soal (Name).

"Ya. Ayahnya-(Last Name) (Ft/n) itu termasuk jajaran pemilik perusahaan terbesar di Amerika. Kini perusahaan itu diakusisi oleh sahabat dekat kepercayaanya yang satu lagi. Sementara mansionnya dibiarkan kosong."

Astaga, betapa banyak hal yang baru Mayuzumi ketahui.

"Lalu, apa yang membuat (Name) selama ini disembunyikan?" Mayuzumi sangat penasaran dengan bagian ini.

Sumpah, Mayuzumi sangat bingung. Pikirannya sekarang semrawut layaknya gulungan kabel earphone.
Ia masih ingat kalau (Name) mengaku 'sudah berpengalaman dalam urusan kencan' dan 'pernah menjadi atlet saat SMP'.

Lantas ... mengapa kisah masa lalunya kontras sekali dengan apa yang (Name) ceritakan? Boro-boro kencan atau mengikuti lomba lari, (Name) di cerita Himuro bahkan disembunyikan dari dunia luar.

Sebenarnya (Name) ini sedang halusinasi atau apa?

Atau jangan-jangan dugaan Mayuzumi tentang kondisi psikologi (Name) itu benar.

Ia sudah lama menduga kalau (Name) sebenarnya memiliki kepribadian ganda.

"Mereka memang sengaja menyembunyikan (Name) dari dunia luar karena Bibiku itu mengalami trauma berat. Bibiku itu pernah jadi korban pemerkosaan. Mungkin itulah kenapa (Name) disembunyikan. Secara kau dan aku tahu, (Name) itu ..."

"Gadis yang saat cantik dan menggoda, 'kan?"

Himuro mengangguk.

Mayuzumi tak menyangka.

Pantas saja (Name) waktu awal datang ke rumahnya auranya terlihat sangat suram.

Penyebabnya bukan hanya karena duka kehilangan keluarga. Namun, seperti ada duka lain yang bertahun-tahun dipendamnya.

Mayuzumi bisa merasakannya.

(Name) selama ini pasti depresi karena tak menjalani hidup selayaknya manusia lain.

Anehnya, setelah beberapa hari tinggal bersamanya, (Name) berubah 180°. Lebih tepatnya di hari pertama masuk sekolah.

Aura suram itu seketika menghilang. (Name) seakan berubah menjadi sosok yang lain. Mayuzumi saat itu sangat terkejut dengan perubahan drastis ini, tapi saat itu ia acuh saja karena tak begitu peduli tentang (Name).

Akan tetapi, lama-kelamaan, Mayuzumi merasa janggal.

Hal apa yang membuat (Name) bisa tiba-tiba lupa ingatan?

Tiba-tiba saja, saat hari pertama masuk sekolah, (Name) yang awalnya bersikap sangat dingin dan datar berubah jadi periang.

Dan mengaku lupa semua hal tentangnya.

Bukankah ini aneh?

Secara tidak ada kecelakaan fatal yang menimpa (Name) seperti contohnya tergelincir dari tangga atau terpeleset di kamar mandi.

(Name) tidak mungkin amnesia tanpa sebab, pikirnya.

Jadi Mayuzumi mencoret amnesia dan menggantinya dengan kemungkinan lain.

Yaitu kepribadian ganda.

Mayuzumi yakin (Name) memiliki gangguan psikologi itu. Dari tanda-tandanya pun sudah jelas. (Name) yang 'sekarang' kontras sekali dengan yang 'dulu' sebelum hari pertama masuk sekolah.

(Name) yang datang ke rumahnya dulu tidak pernah merengek meminta buah mangga dan lebih suka makan popcorn. Mayuzumi tak lupa ia selalu memhuat popcorn untuk (Name). Namun, suatu ketika (Name) pernah ditawari popcorn, gadis itu berkata;

"Sebenarnya, aku tidak terlalu suka popcorn karena makanan itu cuma mengotori gigi, popcorn tidak membuat kenyang, Mayuzumi-san."

Mayuzumi juga sempat mempfotokopi rapor SMP (Name) karena pihak Rakuzan memintanya. Seluruh nilai rapornya nyaris sempurna. (Name) anak yang sangat pintar, tidak sebodoh seperti sekarang ini.

Dan Mayuzumi juga ingat, (Name) dulu senang sekali mengisi teka-teki silang. Namun, (Name) yang sekarang sungkan sekali untuk berpikir panjang. Ia bahkan sangat pusing memecahkan satu soal TTS.

Masih banyak lagi sebenarnya hal yang kontras, antara lain;

1. (Name) dulu tidak bisa memasak.

2. (Name) tidak takut dengan anjing.

3. (Name) tidak takut hantu, ia bahkan selalu tidur dengan lampu mati.

4. (Name) juga bukan orang yang rakus.

5. (Name) selalu memakai kacamata.

Dari hasil analisisnya dan setelah mendengar cerita Himuro, dugaan Mayuzumi semakin kuat saja kalau (Name) sebenarnya bukan mengalami amnesia, tetapi memiliki gangguan kepribadian ganda.

"Tapi syukurlah, (Name) tidak jadi naik pesawat itu dan berhasil selamat. Dia seakan diberi kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi." Perkataan Himuro mirip sekali dengan Akhiro.

Mayuzumi setuju, (Name) memang layak mendapatkan kesempatan hidup yang lebih baik lagi. Bukankah tidak adil baginya jika bertahun-tahun sudah depresi namun akhir hidupnya tewas dengan mengenaskan?

"Dan aku ucapkan terima kasih pada keluargamu khususnya kau karena sudah merawatnya sampai menjadi pelari yang hebat. Pasti itu merupakan keinginan dirinya yang sulit untuk diwujudkan selama ini," sambung Himuro, Mayuzumi mengangguk.

Himuro yakin sekali (Name) selama ini pasti menginginkan kebebasan.

Itulah mengapa (Name) mau bersekolah di Rakuzan secara formal agar bisa mengikuti lomba lari.

Mayuzumi mendadak merasa terguncang, organ pemompa darahnya bekerja tiga kali lebih cepat. Ia merasa sangat cemas.

Sebenarnya, apa tujuan utama Himuro datang kemari selain untuk mengucap terima kasih karena sudah merawat sepupunya?

Apa jangan-jangan ... Himuro ingin mengambil (Name) darinya?

Tentu saja Mayuzumi tidak akan membiarkannya!

"Himuro." Mayuzumi memang cemas setengah mati. Namun, ia tetap berbicara dengan tenang dan tetap menampilkan raut datar khasnya.

Himuro yang tengah meminum teh segera menandaskan isi cangkirnya. Ia menaruh cangkir pada tatakan dan menyahut, "Ya?"

"Setelah mengetahui fakta ini, kau tidak ada niat untuk 'mengambilnya' dariku, 'kan? Maksudku, mengambil alih tanggungjawab ayahku."

Himuro peka, ia bisa melihat kecemasan yang besar dalam diri Mayuzumi dari perkataannya barusan. Tampak jelas pemuda itu sangat menyayangi (Name) dan tidak rela (Name) diambil. Akan tetapi, Himuro ingin sekali mengajak (Name) pergi bersamanya.

"Tujuanku kemari memang untuk mengajaknya tinggal bersamaku di Akita. Aku rasa, aku sebagai bagian keluarganya adalah pihak yang lebih berhak untuk merawatnya. Dan aku juga tidak ingin terus-terusan merepotkan keluargamu."

Mayuzumi bangkit dari sofa, rahangnya mengeras dan tangannya meremas erat celana yang dikenakan. Matanya memandang nyalang sosok Himuro.

Bagaimana mungkin emosinya tak tersulut jikalau gadis yang dia cinta akan dibawa pergi jauh ke Akita sana?

"Tidak bisa, Himuro. Aku tidak mengizinkanmu untuk mengambilnya. Lagi pula kenapa kalau kami bukan keluarganya? Kami juga tidak keberatan. Dan ayahku pernah mengatakan kalau ayahnya (Name) berwasiat; 'kalau suatu saat kami tiada dan kau masih sehat, tolong jaga (Name) seperti putrimu sendiri, Akihiro. Dan penuhi apapun yang dia inginkan.'."

Kucing kecil kelabu tiba-tiba melesat dan melompat ke pangkuan Himuro. Kucing itu dengan ganas mencakar-cakar badan Himuro seolah-olah juga tak terima dengan keputusannya. Himuro kewalahan menyingkirkan hewan kecil itu sampai tangan dan wajahnya terluka terkena cakaran.

Himuro meringis, tapi ia tak kuasa marah pada ciptaan Tuhan yang terlalu imut ini.

"Mayuu, hentikan."

Barulah kucing kelabu itu berhenti menyiksa Himuro. Mayuu kini mengusapkan kepalanya dengan manja pada kaki Tuannya. Jujur saja, Mayuzumi senang sekali melihat Himuro dihajar kucingnya tadi.

Mayuzumi mengangkat lantas menggendong kucing peliharaannya yang sudah beranjak dewasa itu.

"Lihat, bahkan dia tak terima," sindir Mayuzumi.

"Nyaan!"

Himuro bungkam.

Kalau begini, ia tak boleh egois.

Himuro tak berhak mengganggu gugat wasiat ayahnya (Name).

"Ternyata benar, ya..."

Pantas saja ayahnya-Himuro Natsuya mengatakan; mustahil kau bisa membawanya ke Akita, Tatsuya. (Ft/n) adalah orang yang menaruh kepercayaan penuh pada Mayuzumi. Jadi, bukan tidak mungkin kalau (Ft/n) sempat memberi wasiat padanya. Itulah kenapa, Mayuzumi yang turun tangan pertama kali untuk mengurus anaknya.

"Gomennasai Mayuzumi-san. Ku mohon, tenanglah." Himuro berusaha menenangkan Mayuzumi.

Mayuzumi mendecih sinis. Mana mungkin ia tenang kalau (Name)-nya terancam dibawa pergi?

Setelah beberapa saat membatu, Mayuzumi pun kembali mendudukkan diri di sofa. Ia bukan orang bersumbu pendek seperti (Name)-nya, Mayuzumi bisa mengontrol emosi dan ia yakin akan ada jalan keluar untuk masalah ini.

Setelah dirasa Mayuzumi sudah tenang, Himuro membuka suara lagi. Himuro berusaha membuat atmosfernya kembali normal.

"Dari wasiat beliau, sudah jelas kalau dia sangat percaya penuh kepada ayahmu melebihi keluarganya sendiri. Pasti ayahmu itu orang yang sangat baik dan betanggungjawab. Dan maaf kalau sudah membuatmu kesal." Himuro sangat merasa bersalah. "Lagi pula, (Name) juga pasti berat hati meninggalkan Kyoto dan keluargamu," sambungnya.

"Itu benar, dia sangat senang berada di sini," balas Mayuzumi.

"Tolong jaga dia sebaik mungkin ya Mayuzumi-san," pinta Himuro.

"Tentu."

Himuro baru teringat kalau Mayuzumi tadi mengatakan kalau (Name) lupa ingatan.

"Dan Mayuzumi-san, kalau boleh tahu, hal apa yang membuat (Name) lupa ingatan? Apa telah terjadi suatu kecelakaan besar yang menimpanya?"

Mayuzumi menggeleng. "Aku juga tidak tahu. Dan aku rasa, dia itu bukan amnesia, tapi punya kepribadian ganda."

✨⭐✨

Pendek ya? Gomenne.

Ada yang bingung sama part ini?
Boleh ditanyain kok.
Tapi kalo mengandung spoiler ga aku jawab ya:D


Detik-detik semi-final (Name)Katsu.
Semangat ya perwakilan Rakuzan!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com