Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

01| 𝐎𝐚𝐭𝐡


Warning

OOC, Typo, angst, slowburn romance, comedy.

Aku... suka kakak... kita nikah yuk

╼━━━╾

Tak kalah habis oleh desas-desus bermunculan di berita, memberi sebuah simpati dalam omongan kosong tanpa perasaan, tiap kata keluar dari bibir mereka adalah dialog yang di hafalkan. Senyuman palsu, dan tangisan palsu tertera begitu saja.

Dari media meliputi sebuah aksi "terharuh" tersebut serasa sangat menjijikan, lebih menjijikan dari banyak foto tertempel di dinding depan-nya, antara terharuh dan berterima kasih. Perasaan di dalan serasa bercampur aduk, dari manik biru milik-nya melihat di sekeliling ruangan redup untuk kedua kali-nya ia serasa bebas.

Tak terkurung oleh pahit realita di suatu ruangan, ia di ruangan ini merasa sangat bebas-nya bisa mengeluarkan perasaan milik-nya, terutama figur kian menemani.

"Kak... bagi mu mereka itu menjijikan, bukan?" Tanya sang pemuda ke lawan di samping terap melihati apa yang ia tonton dengan tatapan tak mengerti, sudah jelas wanita di samping-nya benar-benar mengerti. Hanya tak ingin memperburuk suasana ia berdiam hati tak mengeluarkan opini yang akan menyakiti perasaan sang pemuda.

Anak yang sekarang di kenal sebagai "Izumi" tersebut mendekatkan diri-nya ke sang wanita, sebelum bertiduran dan sengaja mengistirahatkan kepala-nya ke paha sang wanita.

"Hehe~ sebentar ya, karena disini sama sekali tidak ada bantal," Ucap pemuda itu, dari nada sudah jelas tertera alasan tapi sang wanita bersurai [h/c] itu benar-benar tak peduli, tetapi di benak pikiran wanita itu adalah ia sepertinya harus pergi menghabiskan beberapa yen untuk membeli futon baru.

Baru sehari anak bernama Izumi disini, dari luka yang telah diurusi setiap hari-nya, dan afeksi mengejutkan datang dari anak tersebut bahwa ia lumayan sangat nemplok. Bagaikan cicak di dinding, tiap kali sang wanita tersebut melakukan kegiatan biasa seperti memasak atau mencuci pakaian bahkan di waktu bersantai tidak melakukan apa-apa figur anak smp itu selalu disamping.

Antara menyempil di lengan wanita tersebut atau bahkan memelas pinta bagaikan anak kucing tanpa induk. Alasan ia pasti tiada-nya bantal disini tetapi bantal itu tidak ia gunakan, tapi kenapa ia malah menempel ke wanita tersebut? Pemberitahuan ia sama sekali bukan bantal, dan seenak-nya Izumi main tiduran di paha nya dengan senyuman berkutipan polos.

Tatapan datar nan hampa itu terpapar di raut wajah wanita itu, walau tertutupi oleh sebuah masker Izumi bisa merasakan ekspresi datar wanita tersebut, tapi apakah ia peduli? Tentu saja tidak paha-nya nyaman jadi ia malas untuk berpindah.

"Huhu~ aku baru tau paha itu lembut~" Ucap anak itu, tatapan dari manik [e/c] itu seperti membolongi sebuah lubang di kepala anak itu, memang-nya ia itu bantal apa? Seenak jidat main tidur di paha tanpa izin pula. Walau mau disebut ia itu bocah atau anak kecil pun di masa ini ia itu sudah agak dewasa atau mungkin Izumi itu telat dewasa.

Apapun itu malah membuat wanita tersebut pusing untuk memikirkan-nya, "Kak... kata-nya kakak suka aku, kan?" Ucap-nya berbisik, manik biru bagaikan langit dan laut membawa perasaan melankolis, walau foto yang terpasang membuat ia takut dan jijik tetapi untuk pertama kali ada-nya rasa kepedulian.

"Hn... aku benar-benar menyukai mu..." Balasannya, Izumi tak tau ekspresi apa yang akan di tunjukan oleh wanita itu, ia sangat misterius namanya, ataupun segi rupa wajah-nya sama sekali tak ia ketahui, sangat misterius begitu mengerikan tapi keseluruhan itu ia sisihkan, wanita bersurai [h/c] itu bukanlah seorang monster orang lain pasti akan benar-benar salah paham.

"Jika begitu... janjilah, apapun yang terjadi akan kita lalui bersama, jika kita tertangkap mari mati bersama, tetapi jika kita berhasil lari... ayok kita menikah... dan dengan begitu kita akan memiliki dua-belas anak!" Bergemilang bagaikan cahaya silau ia secara bebas-nya berbicara.

Dari kala ruangan gelap tak bercahaya, disitu ia sang wanita terkena serangan jantung di umur muda, yaampun sebegitu-nya anak itu tersenyum lebar sedangkan ia sudah jatuh ke pikiran negatif.

Sial... aku akan jebol-

+-----+

Pagi hari menjelang menyambut, dari intipan gorden seorang bersurai [h/c] telah bangun dari tidur cantik-nya, menengok ke sebelah ia tersambuti oleh wajah lelap sang remaja muda, pipi tembam bagaikan mochi tersebut seperti enak untuk di gigit.

Ia mengecek luka anak itu, sedikit tenang mengetahui luka itu telah tertutup untuk berapa hari ini. Manik-nya melihat waktu jam yang tertunjuk, tak begitu lama ia menghelakan nafas perkataan semalam masih begitu jelas tapi ia berjanji.

Secara diam ia bangun, melihat ke arah anak itu serasa sedikit gemas, selimut pun ia naikan memeluk figur Izumi yang begitu lelap, surai lembut-nya ia elus berhati-hati agar tak mengenai luka di kepala-nya.

Waktu masih menunjukan begitu pagi, dan akan lebih baik untuk bersiap sekarang sebelum ia membangunkan Izumi di jam delapan nanti, untuk wanita itu ia masih belum mengerti kenapa Izumi mau menunjukan keseluruhan ke diri-nya, senyuman polos dan mata yang mengatakan bahwa ia terbiasa, begitu mengerikan bagaikan sumpah-nya.

Dua belas anak...

Aduh, bagaimana itu... memang-nya Izumi ingin membuat tim futsal atau basket dimana tiap lima anak lawan lima dan dua yang paling tinggi akan menjadi tiang ring basket. Siapapun yang akan menjadi anak-nya wanita itu berdoa semoga untuk tidak menjadi tiang ring basket di masa kedepan-nya.

Tapi senyuman-nya yang polos seperti itu malah membuat ia luluh dan hanya bisa diam tak menjawab, tidak salah jika mantan kerja-nya pernah berkata bahwa anak itu memiliki senyuman polos nan imut, dan terkadang akan susah untuk mengatakan tidak.

Desisan minyak terdengar menggema, aroma harum dari telor yang dimasak begitu menggoda perut, di tiap detik atau menit manik-nya melihat ke arah anak itu. Memastikan apakah ia akan terbangun oleh aroma atau akan masih tertidur lelap. Walau ia ingin sih secara jahil menaruh makanan di dekat hidung-nya, dan pasti itu akan menjadi hal yang lucu.

Tapi ia serius ingin lakuin, sayang ia kasihan. Jadi ya enggak di lakukan.

Usai sibuk membuat sarapan, waktu masih tersisihkan sebelum waktunya membangunkan anak itu, melihat sekitar keseluruhan sedikit agak berantakan, terkecuali tempelan foto itu semua memang sudah berantakan. Ia tak ingin mengetahui ekspresi apa atau perasaan apa yang anak itu bawa sesaat melihat foto-foto ini.

Izumi memang bukanlah anak biasa, ia cantik dan disitu dimana wanita itu iri, surai [h/c] itu hanya bisa melakukan hal kecil seperti ini, anak itu adalah model sayang ia di perlakukan seperti ini. Badan-nya sangat kurus, sangat beda di majalah atau berita bertentangan-nya.

Mereka buta, dan tidak melihat. Pikiran positif yang bisa digunakan adalah Izumi itu kabur dari rumah atau Izumj itu diculik sepulang sekolah.

Desas desus berbisik bagaikam sebuah ular, memberikan kebohongan yang jauh dari kebenaran, tak peduli larangan atau kesalahan mereka hanya ingin terlihat paling terbaik dari segalanya dengan cara menjadi bermuka dua.

"Izumi... bangun, cepat atau makanan mu ku makan dan malam-nya kita akan makan ayam dan bukan udang seperti yang ku janjikan," Sergap dengan gerak cepat berakhir membuat kedua kepala terbentur. Aksi itu berhasil tapi tidak untuk kepala mereka, aish sakit lebih sakit tertimbang sebuah drama sedih di laptop.

"Aduh... ueue," Ringis anak itu, yha ha. Luka-nya pasti terbuka lagi, dan duit harus akan di umbar-umbar untuk membeli perlengkapan Izumi, ia belum ada futon, baju, celana, dan berapa obat luka.

"Kakak! Aku tadi bermimpi buruk... kata-nya jika aku tidak bangun raja ayam akan membunuh penghuni dan pahlawan udang..." Menatap datar nan shock manik [e/c] itu melihat mata biru milik-nya dengan tak percaya.

Dengan begitu wanuta yang tadinya punduk meringis sakit berdiri dan mengelus kepala Izumi.

Cup cup, kamu gemoy.

Mungkin akan lebih baik untuk diri-nya tidak membuli Izumi dengan trik murahan seperti itu, jadi kasihan soalnya, ingin ketawa tetapi malah terkena brain damage.

Sial kamu nak, jangan selalu imut.

Sehabis dari masalah tersebut ia melihat Izumi yang asik makan, dengan handuk di leher-nya wanita tersebut sedikit tersenyum di bawah masker-nya.

Disitu pun membuat Izumi bertanya, bagaimana bisa masker tersebut tidak basah, dan masih saja kering. Tentu itu adalah sebuah logika fiksi, karena itu pun terserah pembuat-nya, sulap menjadi kering karena Female Lead disini adalah OP.

"Izumi, aku akan bekerja sementara jika butuh sesuatu hubungi saja dari laptop untuk mu sudah ku buat email baru, aku tidak tau size keinginan mu atau bajumu jadi kamu bisa cari di online, seperti yang ku ajari kemarin," Ucap wanita itu.

Manik biru Izumi malah berkilau-kilau seperti ia sangat menantikan hal seperti ini, tapi sang wanita berdoa untuk Izumi tidak membuka hal yang aneh-aneh.

"Oh, dan jangan buka website yang aneh-aneh ya," Lanjut wanita itu, entah kenapa dari ekspresi Izumi sendiri ia malah terlihat sedikit kecewa. Membuat wanita itu jatuh ke ekspresi horror.

astaga anak muda sekarang...

~♡~

Senin, 17. Januari, 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com