Chào các bạn! Truyen4U chính thức đã quay trở lại rồi đây!^^. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền Truyen4U.Com này nhé! Mãi yêu... ♥

✓ Monday, 24th May '21

WARNING:
• Anu!
• 18+
• Dosanya jangan bagi-bagi sama saya.

"... Maafkan aku."

Bahkan saat terlelap sendirian pun Jyuto dapat dengan kuat merasakan ikatannya dengan sang istri hanya sekadar dari menghirup aroma poutpurri Akazumi.

Sekilas, Jyuto bertanya, apa ini?

Hari berikutnya kembali terjalani. Pagi yang lain datang lagi. Jyuto membuka mata perlahan dan menyesuaikan tenaga dalam diri. Hingga suara khas alarm yang nyaring itu membuat Jyuto berjengit kaget, ketika tiba-tiba dihantam dengan suara berisik yang malah kian nyaring.

05.00 AM

Ah, sepertinya Jyuto bangun lebih awal sebelum alarmnya itu berdering. Jyuto menghela napas lelah dan dengan mudah ia membuat suara berisik itu berhenti mengeluarkan suara berisik yang nanti malah bikin dia emosi.

Meski Jyuto bersyukur ketika ia bisa bangun lebih awal tanpa sosok seorang Akazumi yang biasa melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang baik pun sebenarnya ia susah terlelap nyenyak seperti malam sebelum sang istri tak ada di sini.

Tak ada di sini. Jyuto baru sadar jika ini sudah menginjak dua hari. Dan seperti yang ia lihat sekitar kamarnya saat ini, di mana Akazumi benar-benar tidak kembali. Jyuto terpaksa melakukan sesuatu sendiri. Meski sudah terbiasa tinggal dengan keadaan seperti ini, rasanya rumah yang seharusnya terisi dengan kegiatan pasangan suami-istri itu mendadak menjadi tempat yang lebih sepi dan tak ada sedikit pun suara menyenangkan alias sunyi.

Namun, sejenak, Jyuto dapat merasakan kehadiran seseorang di rumah. Entah hanya perasaannya atau memang benar ada seseorang di bawah sana. Jika saja ada, ia berharap jika seseorang itu adalah istrinya. Jika sebaliknya alias orang jahat, toh ia bisa memborgol pelakunya dengan mudah dan melemparkannya ke penjara saat itu juga.

Pada akhirnya, Jyuto memilih beranjak dari ranjang menuju lantai bawah, ketika dirasa perasaan akan adanya seseorang di rumah semakin kuat. Ditambah bukti suara aliran air yang tenang yang berasal dari kamar mandi terdengar sampai ke kamar, disertai dengan aroma semerbak sarapan lezat menanti di meja makan.

Jyuto yakin jika Akazumi yang ada di sana. Jyuto sangat yakin jika Akazumi sudah pulang.

Dan ketika dugaannya benar, rasa bahagia melihat kembali sang istri yang ia pikir tak akan pulang sama sekali sampai dua hari berlalu pun tak bisa diungkap dengan mudah melalui sepatah maupun dua kata. Jyuto segera memeluk Akazumi dari belakang dengan erat seolah enggan melepas Akazumi begitu saja, sebelum rindu yang menggebu dapat dengan puas ia luapkan dari dada.

Sementara Akazumi sedikit terkejut dengan kehadiran sang suami. Ditambah tiba-tiba datang dan memeluknya erat begini. Namun, Akazumi hanya terkekeh, kemudian tersenyum tipis. Ia tahu jika tak hanya rindu yang ditahan sang suami, melainkan rasa yang lebih dari sedih. Seperti sesuatu yang dapat menyayat hati—kecewa ketika dia sebagai istri Iruma Jyuto tak mampu untuk terus menetap di sini.

Melihat tingkah merana Jyuto membuat Akazumi jadi makin bersalah dan merasa seperti seorang wanita yang tidak pantas menyandang nama marga Iruma.

Akazumi tepis sejenak pikiran negatifnya, kemudian berkata, "Hee, sudah bangun rupanya. Ohayou, Anata~" Akazumi memberi kecupan singkat tepat di pelipis suaminya.

"... Kenapa kau tidak memberitahuku jika kau pulang?" Jyuto beralih menempelkan hidungnya pada baju Akazumi. Menghirup aroma khas sang istri yang membuat tenang sang batin.

Meski terkesan tidak baik menghujani orang yang baru saja bekerja pagi pulang pagi, Iruma Jyuto hanya ingin sang istri bergantung padanya walau sedikit. Seperti meminta jemput, ketika akan pulang ke sini.

"Maaf, ya? Aku sedang terburu-buru. Niatnya setelah menyiapkan sarapan dan keluar dari kamar mandi aku ingin membangunkanmu. J-jaa, karena aku tak punya banyak waktu, cepatlah mandi dan biarkan aku menyiapkan pakaian-"

"Tunggu dulu. Aku tidak akan membiarkanmu terburu-buru begitu." Jyuto menahan pergerakan Akazumi yang benar-benar terburu-buru. Maka, ia akan buru-buru mengambil kesempatannya untuk mencuri waktu agar dapat bersama dengan istrinya itu.

"K-kenapa?" Akazumi jadi parno, ketika merasakan tangan kekar Jyuto memeluk erat pinggangnya, bersamaan dengan hembusan napas Jyuto yang dalam sekejap berubah menjadi berat dan panas ketika menyentuh permukaan kulitnya.

Jangan sampai Akazumi dibuat tak bisa berjalan. Banyak tugas yang harus ia selesaikan jika ingin pekerjaannya cepat kelar dan pulang lebih awal.

Jyuto mulai meresapi aroma khas sang istri dari lehernya yang sedikit berbeda dari poutpurri. Sebuah aroma parfum sederhana yang memiliki kesan manis. Ia beri sedikit kecupan-kecupan singkat yang mampu membuat Akazumi menggeliat geli.

"J-jyuto-kun ... ?" Nada Akazumi tampak memelas yang berhasil membuat Jyuto gemas.

Pria dengan sebutan polisi kelinci (?) itu dapat dengan mudah mendudukkan sang istri pada wastafel kamar mandi. Dapat ia lihat wajah memerah Akazumi yang mana sekarang dirinya bertambah manis. Ia dekap kembali tubuh mungil sang istri yang sedikit menggeliat geli, ketika tangan nakalnya itu mulai beraksi.

"Ano, d-darling, j-jangan sekarang, y-ya?" Akazumi memohon yang membuat Iruma Jyuto sedikit turn on.

Jyuto menyeringai, kemudian berkata, "Oya, oya, kenapa? Aku sudah menunggumu. Jangan terburu-buru. Beri sedikit waktu untuk kita sebelum kembali sibuk." Jyuto sedikit mendekat ke telinga Akazumi dan memberi kecupan singkat nan panas tepat pada daun telinga sang istri. Tak lama ia berbisik, "Jika kau terburu-buru karena kesibukanmu, maka, aku akan buru-buru memakanmu~"

Dan Jyuto memulainya dengan kecupan lembut, namun berlimpah di setiap inch leher istrinya.

Mulut Akazumi terbuka yang nyaris mengeluarkan sebuah suara yang Jyuto ingin dengar. Sebisa mungkin ia menahannya meski susah.

Akazumi berusaha mengambil napas tanpa harus mengeluarkan suara yang menggoda iman suaminya, kemudian Akazumi mencoba berkata, "T-tapi, aku-"

"Kau sibuk? Aku tahu," potong Jyuto seraya terus membuat kecupan-kecupan panas di sekitar leher dan bahu Akazumi.

"T-tidak, aku-" Akazumi masih berusaha berkata.

"Hmm~" Sementara Jyuto menikmati permainan yang dia buat.

Dan akhirnya Akazumi mengumpulkan segenap tenaga, meski harus menahan malu mengatakan tentang, "A-aku datang bulan!"

Saat itu juga, Jyuto harus membebaskan istrinya dan mandi seorang diri saja.

Sementara Akazumi bisa bernapas lega, meski agak malu juga mengingat betapa spontan ia mengatakannya.

Pokoknya, dua-duanya salah.

"Kau akan pergi lagi?" tanya Jyuto di sela-sela pembicaraannya dengan sang istri yang sempat asyik-asyik saja. Namun, berubah seketika kala sang istri harus pergi lagi katanya.

Akazumi hanya tersenyum tipis, kemudian mengelus dan merapikan sedikit poni sang suami, setelah memasangkannya dasi seraya berkata, "Gomen. Pekerjaanku masih banyak. Tak hanya pasien, tapi juga keluhan yang kuurus di sana. Besok aku baru bisa di sini sampai shiftku tiba. Sekali lagi, maaf, ya?"

"Akan kumaafkan kalau kau memintaku untuk mengantarmu," ucap Jyuto dengan senyum arogannya.

"Hee, minta maaf saja perlu negosiasi? Hmm, Dirty Husband yang perhitungan sekali. Baiklah, baik, antar aku ke rumah sakit pusat Yokohama. Maa, jangan lupa sarapan juga. Nah, makan ini saja," ucap Akazumi panjang lebar seraya memasukkan selembar roti gandum ke mulut suaminya, kemudian mengambil tas yang berisi peralatan kerjanya.

"Ayo, ki-" Dan belum sempat Akazumi menyelesaikan ucapannya, Jyuto sudah menariknya mendekat dan menyatukan bibir mereka seraya menyalurkan sesuatu ke dalam mulutnya. Akazumi hanya bisa membelalak dan menerima.

Jyuto menjilat sedikit bibir sang istri sebagai penutup, sebelum akhirnya benar-benar melepas bibir Akazumi dan menyeringai. "Kau juga harus sarapan."

"T-tidak begini caranya!"

Ya, setidaknya Jyuto bahagia, sebelum ia dengan Akazumi berpisah.

Akazumi mengecup sayang pipi suaminya dan berkata, "Jaa, tenang saja! Besok aku sudah terlelap bersamamu." Kemudian ia meninggalkan sang suami di dalam mobil yang masih belum memberikan sepatah tanggapan. Namun, Akazumi tetap memberinya sebuah senyuman.

Sementara Jyuto merasa seperti seorang suami yang tidak baik. Meski telah mengantar Akazumi, ia merasa membiarkan sang istri yang bak berjuang sendiri. Meski mencoba untuk memberi perhatian lebih, entah kecil, entah besar pun ia tak bisa memahami keinginan istrinya ini yang terus bertekad menolong orang lain.

Tapi, kenapa ia tak bisa mengobati rindu yang kian menjadi lara setiap hari, setiap detik? Jyuto masih ingin dan tetap berharap Akazumi bisa menyambutnya dan menghabiskan waktu bersama di rumah ini.

Monday, 24th May 2021

Jyuto melihat tanggal hari ini. Namun, tidak perlu jauh-jauh merayakan hari spesialnya nanti. Meski sebenarnya Jyuto ingin, ia sadar jika sudah lebih dari cukup memiliki kesempatan untuk dapat bersama dengan sang istri.

Sepertinya, inilah saatnya Jyuto memahami keinginan Akazumi. Daripada menimbulkan pertengkaran lain lagi nanti.

To Be Continued
Story By Lady Iruma

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com