✓ Sunday, 23rd May '21
Akazumi menunduk, kemudian menghela napas gusar.
"... Maafkan aku."
04.15 AM
Sunday, 23rd May 2021
Sial, Jyuto tak menyangka jika ia pulang lebih larut dari sebelumnya. Bahkan sekarang sudah waktunya ia untuk bangun dari tidur malamnya yang panjang. Ditambah sekarang sesuatu yang tidak mengenakan hati tiba-tiba menimpa kala sebuah pesan dari Akazumi datang bersamaan dengan baterai ponselnya yang telah sekarat. Dan baru saja Jyuto akan membuka pesan dari istrinya itu pun ponselnya langsung mati begitu saja.
Kesialan yang luar biasa ganda. Membuat Jyuto naik darah seketika. "Akh! Sialan!" gerutunya yang terdengar frustasi sampai-sampai membuang ponsel mahal itu ke kursi penumpang tepat di sebelahnya.
Jyuto menghela napas kasar. Ia menopang kepalanya yang mendadak terasa berat. Sedikit memijat pelipisnya agar dapat mengurangi penat.
Sepertinya karena lelah yang telah membuatnya tersulut amarah dengan mudah. Pun Jyuto berusaha menenangkan diri yang masih larut dalam amarah agar dapat berpikir jernih jika ia akan sampai di rumah dengan segera. Bagaimanapun, Jyuto tak ingin membuat istrinya menunggu lebih lama, apalagi waktu berpisah—bekerja—mereka akan segera tiba.
Ya, itu pun jika Akazumi benar-benar di rumah. Jyuto berharap begitu agar dapat merasakan sambutan sederhananya yang entah dalam keadaan tertidur atau sekadar bertukar sapa, sebelum kembali berpisah karena jadwal masing-masing yang membuat mereka tak bisa nyaris seharian.
"Huh, belum tentu kau juga diperbolehkan atau diberi cuti. Jadi, untuk apa aku di rumah sendiri?"
Dan pertengkaran kecil kemarin terulang sekilas. Alasan lain mengapa Jyuto frustasi jika ia tak sampai di rumah dengan cepat. Karena sesungguhnya ia ingin meminta maaf dan tidak ingin menambah kesalahannya dari jadwal pulangnya yang jauh dari kata terlambat.
Jika tahu begini akhirnya, seharusnya Jyuto mengirim pesan atau menelpon Akazumi seperti apa yang istrinya itu lakukan beberapa hari lalu. Sepertinya, inilah karmanya karena tidak sabaran menunggu istrinya itu dan malah menuntut waktu.
Sial, dia malu karena keegoisannya saat itu.
"... Kazumi?" Jyuto baru saja sampai dan membuka pintu. Hanya ada sepi sunyi yang dapati ketika memasuki rumahnya itu. Ah, sekarang perasaannya mendadak campur aduk. Jyuto melangkahkan kakinya menuju sofa ruang tamu dan duduk. Melepas lelah dalam diri terlebih dahulu dan memahami satu-persatu perasaan yang tadi campur aduk.
Jyuto kembali menghela napas dengan gusar. Menatap langit-langit ruang tamu dengan malas. Sepi sunyi tak membawa ketenangan dalam dirinya. Masih berharap bahkan membayangkan Akazumi di sini bersamanya.
Apa daya istrinya itu malah lebih sibuk darinya. Ya, pekerjaannya lebih gila dari pekerjaannya yang merupakan bagian dari keamanan negara.
Mungkin, inilah alasan mengapa Akazumi mengiriminya sebuah pesan kala ia diperjalanan menuju rumah barusan. Untuk memastikannya secara pasti, Jyuto beranjak berdiri untuk mengisi daya baterai ponselnya. Jika bukan karena pesan sang istri, ia tidak akan repot-repot menunggu daya ponselnya kembali terisi yang berakhir membuatnya harus membersihkan diri.
To: Iruma Jyuto
From: Iruma Akazumi
Tidak perlu menungguku, Jyuto-kun. Aku masih harus di rumah sakit selama dua hari. Sudah kusiapkan makan malam—umm, mungkin sarapan? Karena aku tahu kau akan pulang pagi. Jaa, jaga dirimu dan tidak apa jika sesekali kemari. Tapi, aku akan sangat sibuk dan jarang bertemu, mungkin, hehe.♡
Jyuto tersenyum miris. "Bukankah dia istri yang baik?" gumamnya yang kemudian berniat membalas pesan sang istri. Namun, apa daya jarinya mendadak berhenti, ketika sebuah ide untuk menelpon Akazumi pun terselip.
Tapi, apakah itu tidak akan mengganggu Akazumi? Jyuto memilih membalas pesannya saja daripada harus membuat Akazumi khawatir dengan miscall darinya. Jyuto bisa merasakan betapa sibuknya istrinya di sana.
Sunday, 23rd May 2021
Jyuto ingat jika hari spesialnya akan segera tiba, meski cukup lama datangnya.
"... Sepertinya, lupakan saja."
Jyuto mengkhawatirkan Akazumi yang terus-menerus bekerja menyelamatkan nyawa manusia. Sementara dirinya ... Entah kenapa jika dibandingkan membuatnya sedikit insecure dan merasa bersalah, ketika tak bisa memahami kesibukan sang istri dengan pekerjaannya, sementara pekerjaannya yang masih bisa dibantu dengan dua orang temannya.
"... Maafkan aku."
Bahkan saat terlelap sendirian pun Jyuto dapat dengan kuat merasakan ikatannya dengan sang istri hanya sekadar dari menghirup aroma poutpurri Akazumi.
Sekilas, Jyuto bertanya, apa ini?
To Be Continued
Story By Lady Iruma
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com