ー Quality Time? ー
"Teka-teki?"
"Tentang pasangan yang saling mencintai." To the point dari Mori yang seolah melanjutkan ucapan Arina sebelumnya tadi.
Arina mengangkat kepalanya dengan segera. "M-maaf?" Mulutnya menganga. Ia merasa salah mendengar ucapan bosnya sebelumnya.
Mori menghela napasnya sejenak alih-alih menahan diri untuk tidak mengulas senyum di bibir, ketika otaknya dapat dengan mudah membaca pikiran seseorang hanya sekadar dari gerak-gerik bahkan ekspresi, terlebih yang ia baca adalah Arina sendiri saat ini. "Aku ingin kau mencari tahu tentang apa itu pasangan yang saling mencintai." Mori terpaksa mengulang ucapannya yang tadi langsung pada inti.
Otak Arina memproses permintaan bosnya. "B-bukankah itu se-"
"Sudah kubilang bukan jika aku ingin kau mencarinya bukan menjawabnya?" Mori memotong seketika yang membuat wanita di hadapannya menundukkan kepala.
Lagipula, Arina masih tidak percaya akan permintaan bosnya mengenai hal mudah yang siapa saja bisa tahu jawabannya. Atau ... dia saja yang tidak tahu mengapa bosnya memintanya untuk mencari jawabannya, ya?
"Lagipula-" Mori kembali berucap dengan ekspresi wajah yang tenang. "-apa yang akan kau lakukan di akhir pekan?"
Lagi, kenapa dia menanyakan sesuatu yang terdengar sentimentil? Seperti bukan Mori saja yang ada di hadapan Arina saat ini. Membuatnya sampai mengkerutkan dahi. "Ng, tidak ada? Tergantung jadwal saya, Bos." Arina tetap menjawab meski tak habis pikir.
Tampak wajah Mori yang tengah berpikir. Arina mengamati gerak-gerik Mori sambil memperhitungkan apa yang akan bosnya lakukan nanti atau bahkan setelah ini. Berharap mendapat petunjuk dari pertanyaannya mengenai misi yang akan ia jalani.
Namun, apa daya ia terlanjur salting, ketika mendengar kekehan dan melihat senyum yang terulas begitu saja di wajah Mori.
Kekehan itu berhenti. "Benar dan hari liburmu juga untuk tidak mengerjakan misi. Tapi, sayang sekali, kau tetap harus mencari jawaban yang kuminta tadi, sekalipun di hari liburmu minggu ini."
"S-saya tidak masalah!" Dan dor! jiwa bucin Arina terhadap Mori pun meledak begitu saja. Membuat Mori menatapnya keheranan dengan sedikit keterkejutan karenanya. "A-ah, maksud saya, lebih baik begitu daripada tidak melakukan apa-apa ... " Arina buru-buru membenarkan posisi berdirinya juga menyembunyikan euphoria di wajahnya.
"Ah, baiklah. Aku menunggu kabar baiknya."
Arina mengangguk, kemudian membungkuk, dan berakhir berjalan menuju pintu.
"Arisuin-kun."
Arina berhenti, kemudian berbalik. "Ya, Boss?"
"Kau melihatku tersenyum tadi, 'kan?"
Melompatlah jantung Arina dari tempatnya tiba-tiba. "I-iya, Boss. M-maafkan saya soal-"
"Mau melihatku lebih banyak tersenyum lagi?"
"Eh?"
Mori dengan santai menopang dagu seraya mengulas senyum LAGI yang lebih tipis. "Cukup quality time bersamaku akhir pekan ini."
"Q-quality time?!"
Apa-apaan bosnya ini?
To Be Continued
Story By LadyIruma
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com