ー Riddle? ー
"A-ah, gomen ne, Elise-chan! Aku mendengarkanmu dengan baik di sini!"
Ya, tak ada salahnya mencoba.
Seorang pria tua dengan jenggot yang menjadi ciri khasnya itu memasuki satu ruangan pribadi milik salah satu wanita eksekutif Port Mafia. Berniat ingin menyampaikan sebuah perintah dari bos terhormat padanya.
"Oh, kambuh rupanya." Tak ia sangka jika yang dicari malah tertidur di pundak salah satu anggota mafia lainnya, yaitu Akutagawa Ryuunosuke namanya. Dengan sabar pria kejam itu menunggu wanita eksekutif Port Mafia ini terjaga. Membuat Ryuuro Hirotsu selaku pria yang diutus untuk menyampaikan pesan pada wanita eksekutif Port Mafia tersebut sedikit terkekeh karenanya.
Akutagawa menghela napas pasrah. "Begitulah."
"Baiklah, permisi." Hirotsu berjalan mendekat agar lebih dekat pada posisi Akutagawa yang lebih tepatnya mengarah pada wanita eksekutif Port Mafia yang tertidur pulas di pundaknya. "Nak Arina?" Hirotsu mulai mencoba menggoyangkan badannya. Berharap yang bersangkutan cepat membuka mata.
"Ngh?" Arisuin Arina mulai melenguh. Tampaknya ia terbangun walau tak sepenuhnya seperti itu. "Ah, Hirotsu-san ... ! Ada-oh, Akutagawa juga ... Apa aku merepotkan kalian lagi?" Wanita bernama panggilan Arina itu sedikit panik dengan ekspresi khawatir yang terlukis di wajahnya saat ini.
"Setidaknya kau kambuh saat di ruanganmu." Akutagawa yang berucap sambil mengeluarkan dahak dari tenggorokannya. "Permisi." Ia pun berdiri dan segera meninggalkan tempat, karena merasa tak ada lagi yang perlu dilakukan.
Sementara Hirotsu dan Arina hanya menatap kepergiannya.
"Hee, begitu, ya ... " Setidaknya Arina lega jika ia tak
"Ya, begitulah. Aku juga baru datang dan ingin menyampaikan pesan jika kau diminta ke ruangan Boss secepatnya. Apakah kau sudah merasa baikan?" Tersirat kekhawatiran di kalimat panjang yang Hirotsu katakan.
"Ah, ya, tentu. Penyakitku tak seberapa kambuh." Arina mulai bangkit berdiri sambil mengulas senyum tipis.
"Baiklah, hati-hati."
Dan Arina berjalan pergi menuju ruangan Ougai Mori.
"Seperti yang kuharapkan. Kau datang tepat dan cepat, ya." Tiba-tiba Mori berucap, ketika Arina baru saja menginjakkan kaki di ruangannya.
Wanita berambut ungu itu mengerjap heran. "A-ada apa Boss report-repot memanggil saya?"
"Tentu saja karena misi."
"Ah, s-souka ... " Arina menunduk. Pasti. Bodohnya Arina sampai lupa saking gugupnya tadi. Terlanjur jatuh dalam ekspektasi. Selalu seperti itu ketika berhadapan dengan Mori. Reaksi dan bukti bahwa bos pedo tersebut adalah orang yang dia lama cintai.
Diam-diam Mori terkekeh. "Ya, aku yakin kau tertarik untuk memecahkan teka-teki."
"Teka-teki?"
"Tentang pasangan yang saling mencintai." To the point dari Mori yang seolah melanjutkan ucapan Arina sebelumnya tadi.
To Be Continued
Story By LadyIruma
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen4U.Com